Akademisi Unmuh Jember Sebut Sifat Gen Z Mutungan, Mudah Jengkel, Sulit Diatur
Jember Pluralisme Hub (JPH) Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Pemkab Jember, Jumat (3/10/2025) menggelar Diskusi dan Sarasehan Gen Z, dengan diikuti oleh ratusan peserta dari berbagai etnis…

TIMESINDONESIA, JEMBER – Jember Pluralisme Hub (JPH) Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Pemkab Jember, Jumat (3/10/2025) menggelar Diskusi dan Sarasehan Gen Z, dengan diikuti oleh ratusan peserta dari berbagai etnis dan agama, serta tokoh masyarakat.
Acara dipandu langsung oleh Kabid Politik Dalam Negeri (Poldagri) Bakesbangpol Dwi Handarisasi, dengan menghadirkan Narasumber di antaranya anggota TP3D (Tim Pengarah Percepatan Pembangunan Daerah) Pemkab Jember Dima Ahyar, Anggota DPRD Komisi A Tabroni, serta Itok Wicaksono Akademisi Universitas Munammadiyah Jember.
Dalam sarasehan tersebut, mengupas tentang generasi Z melalui pembentukan leadership yang lebih toleran menuju Jember Baru, Jember Bersatu dalam bingkai NKRI.
Dwi Handarisasi, dalam kesempatan tersebut menyampaikan, bahwa Generasi Z sebagai agen perubahan diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan dalam membangun daerah yang inklusif dan harmonis.
"Tujuan dari Sarasehan ini, untuk membentuk leadership Gen Z sebagai agen perubahan yang yang diharapkan mampu memberikan kontribusi untuk mewujudkan Jember Baru Jember Maju yang inklusif dalam bingkai NKRI," ujar Dwi Handarisasi.
Itok Wicaksono, narasumber dalam sarasehan tersebut menyebutkan, bahwa Gen Z memiliki banyak kelebihan dalam berfikir dan bekerja dibanding generasi sebelumnya, namun, kelemahan pada Gen Z juga tidak sedikit, dimana Gen Z cenderung bersikap mutungan atau mudah kecewa dan jengkel dan tidak mau diatur.
"Kekuatan Gen Z sangat dahsyat, ketika kita memberi mereka ruang kebebasan untuk berekspresi, mereka akan cepat menyelesaikan tugas, ini kelebihannya, namun kelemahan Gen Z, tidak mau diatur, dan cenderung mutungan, mereka tidak mau ditekan, atau bahasa lainnya rapuh," ujar Itok.
Hal yang sama juga disampaikan oleh Dima Ahyar, menurut pria yang juga Sekretaris TP3D Pemkab Jember, kecenderungan Gen Z memang tidak bisa ditekan, ada beberapa pengusaha yang mengeluhkan tipikal Gen Z ini saat bekerja, dimana Gen Z cenderung tidak patuh dalam menjalankan peraturan perusahaan, sehingga banyak Gen Z yang sudah bekerja akhirnya harus berhenti atau dikeluarkan.
"Pembentukan karakter Gen Z ini, sangat diperlukan, dan menjadi tangung jawab kita semua, pembentukan karakter bisa melalui berbagai instrumen, salah satunya adalah mengaktifkan kembali Kader Bela Negara (KBN)," pungkasnya. (*)
Apa Reaksi Anda?






