Bangun Kepercayaan Publik, RANIA Perkuat Ekosistem Haji Premium Lewat Kolaborasi Syariah Strategis
Kepercayaan dan rasa aman jadi fondasi haji premium. RANIA menggandeng BSI, AMITRA, dan Zurich Syariah untuk jaminan dana jamaah.
JAKARTA Bagi masyarakat Indonesia, menunaikan ibadah haji adalah perjalanan spiritual tertinggi yang melibatkan kesiapan mental, fisik, hingga finansial yang matang. Di segmen haji khusus atau premium, ekspektasi jamaah tidak lagi hanya terbatas pada fasilitas hotel bintang lima yang dekat dengan Masjidil Haram atau layanan transportasi eksklusif.
Ada variabel yang jauh lebih fundamental dan kini menjadi prioritas utama: yaitu rasa aman dan kepercayaan bahwa setiap tahapan ibadah dikelola dengan integritas tanpa kompromi.
Dalam industri perjalanan religi, kepercayaan adalah aset yang sangat rapuh. Kasus ketidakpastian keberangkatan yang kerap mewarnai pemberitaan nasional telah membuat calon jamaah semakin selektif dalam memilih mitra perjalanan.
Menjawab tantangan tersebut, RANIA sebagai salah satu pelaku di industri ini melakukan langkah konkret yang melampaui standar pelayanan hospitality pada umumnya. Fokus utama kini beralih pada penguatan ekosistem haji yang memberikan perlindungan finansial mutlak bagi setiap individu yang mempercayakan perjalanan sucinya.
Sebagai bentuk nyata dari komitmen tersebut, langkah strategis diambil dengan menjalin kemitraan bersama tiga institusi keuangan syariah terbesar di tanah air—Bank Syariah Indonesia (BSI), AMITRA (bagian dari FIFGROUP), dan Zurich Syariah.
Kolaborasi lintas sektor ini bukan sekadar upaya ekspansi bisnis, melainkan sebuah validasi publik. Melalui sinergi ini, tersedia jaminan bahwa setiap dana yang dialokasikan oleh calon jamaah untuk ibadah haji dikelola melalui sistem perbankan yang kredibel, transparan, dan berada di bawah pengawasan ketat Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Sinergi ini memastikan bahwa layanan haji yang ditawarkan memiliki fondasi finansial yang kokoh. Dengan sistem tabungan dan pembiayaan yang terintegrasi secara resmi, calon jamaah mendapatkan kepastian administratif sejak hari pertama mereka mendaftar.
Hal ini secara otomatis mengeliminasi keraguan publik mengenai transparansi pengelolaan dana, sekaligus memastikan bahwa seluruh aspek operasional perusahaan berjalan selaras dengan koridor syariah yang ketat.
CEO RANIA, Antar Helmi, menegaskan bahwa ekosistem haji premium harus dibangun di atas landasan amanah yang tak tergoyahkan. Beliau memandang bahwa kepercayaan adalah "mata uang" utama dalam bisnis perjalanan religi.
Menurutnya, perjalanan ibadah haji sering kali merupakan hasil dari tabungan seumur hidup yang dikumpulkan dengan penuh perjuangan, sehingga penyelenggara memikul tanggung jawab moral dan profesional untuk menjaga nilai tersebut.
"Bagi kami, ini adalah bagian dari komitmen untuk menjaga amanah jamaah dari awal hingga akhir. Adalah tugas kami sebagai penyelenggara untuk memastikan dana tersebut dikelola oleh institusi yang tidak hanya kredibel secara finansial, tetapi juga memiliki prinsip yang sejalan, yaitu prinsip syariah yang mengedepankan keadilan dan keamanan," ungkap Antar.
Lebih lanjut, Antar menjelaskan bahwa kolaborasi syariah ini adalah bentuk nyata dari misi perusahaan untuk mengintegrasikan standar kualitas hospitality modern dengan nilai-nilai spiritual.
Dengan pendekatan ini, setiap tahap perjalanan—mulai dari perencanaan keuangan, masa tunggu, hingga pelaksanaan ibadah di tanah suci—berjalan dalam satu ekosistem yang aman dan terpercaya.
Langkah ini secara tidak langsung menetapkan standar baru dalam industri haji khusus di Indonesia. Di masa depan, kualitas sebuah layanan haji premium tidak lagi hanya diukur dari kemewahan fisik yang terlihat mata, melainkan dari seberapa besar ketenangan pikiran (peace of mind) yang diberikan kepada para jamaah.
Melalui kolaborasi strategis dengan institusi keuangan ternama, sebuah pesan kuat dikirimkan kepada publik: bahwa perjalanan menuju Baitullah harus dimulai dengan langkah yang benar, mitra yang tepat, dan hati yang tenang.(*)
Apa Reaksi Anda?