Belajar Bahasa Jadi Seru: UNUJA Hadirkan Game Edukatif untuk Turunkan Kecemasan Siswa
Universitas Nurul Jadid atau UNUJA Probolinggo terus berinovasi dalam dunia pendidikan.

TIMESINDONESIA, PROBOLINGGO – Universitas Nurul Jadid atau UNUJA Probolinggo terus berinovasi dalam dunia pendidikan. Kali ini, tim dosen dan mahasiswa UNUJA menggandeng guru-guru Bahasa Indonesia untuk menciptakan game pembelajaran yang terintegrasi dengan buku ajar digital dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud RI).
Inovasi ini hadir sebagai jawaban atas tingginya tingkat kecemasan siswa dalam mempelajari mata pelajaran bahasa, khususnya dalam materi menyusun teks argumentasi dan teks drama.
Hasil survei awal menunjukkan bahwa lebih dari 60 persen siswa merasa cemas ketika menghadapi pembelajaran Bahasa Indonesia yang bersifat teoretis dan berorientasi pada ujian. Kecemasan ini seringkali berdampak pada rendahnya partisipasi siswa, sehingga dibutuhkan metode pembelajaran yang lebih interaktif dan menyenangkan.
“Integrasi game edukasi dengan buku ajar digital adalah salah satu solusi untuk mengurangi kecemasan siswa sekaligus meningkatkan pemahaman mereka,” jelas Achmad Fawaid, dosen Prodi Pendidikan Agama Islam UNUJA sekaligus ketua tim riset.
Penelitian ini juga melibatkan M. Noer Fadli Hidayat dari Prodi Teknik Informatika sebagai pengembang teknologi, bersama mahasiswa Laila Homisatun Awaliyah (Prodi Pendidikan) dan Huzaimah Sindu Malika (Prodi Informatika).
Siswa sedang melihat game edukasi buku ajar
Program ini telah diterapkan di SMAN 1 Banyuputih, Situbondo, serta beberapa sekolah di Jember. Selama bulan Agustus dan September, setiap minggu diadakan sesi pembelajaran berbasis gamifikasi.
Kepala SMAN 1 Banyuputih, Afifudin, menyebutkan bahwa metode ini sejalan dengan rencana pengembangan sekolah. “Gamifikasi merupakan langkah strategis untuk meningkatkan kreativitas siswa. Kami ingin mengintegrasikan metode ini ke dalam program kerja sekolah,” ujarnya.
Guru Bahasa Indonesia SMAN 1 Banyuputih, Ririn Anggara Setiawati, juga merasakan manfaat dari program ini. “Melalui kegiatan ini, saya semakin menemukan banyak ragam metode kreatif yang bisa membuat siswa lebih aktif dan terlibat,” ungkapnya.
Sementara itu, Fanesha Pratiwi, salah satu siswi, mengaku sangat menikmati pembelajaran ini. “Gamenya seru banget! Ada puzzle, kuis, sampai permainan menyusun pakaian adat dan rumah adat. Belajar jadi terasa seperti main, sekaligus mengenal budaya Indonesia,” katanya penuh antusias.
Game yang diberi nama “Keberagaman Indonesia” ini tersedia di platform Android dan dirancang untuk terhubung dengan buku ajar digital Bahasa Indonesia Kemendikbud. Siswa tidak hanya membaca teks sastra seperti drama, puisi, dan prosa, tetapi juga mengerjakan aktivitas permainan seperti kuis benar-salah, pilihan ganda, hingga puzzle budaya daerah.
Menurut Achmad Fawaid, penelitian ini menggunakan dua kelompok uji: kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, masing-masing terdiri dari 35 siswa. Pengukuran dilakukan dengan Test Anxiety Inventory (TAI).
“Rata-rata skor kelompok eksperimen meningkat dari 83,4 menjadi 91,3 (p < 0,001), menunjukkan penurunan kecemasan yang signifikan. Hal ini membuktikan bahwa buku ajar interaktif berbasis simulasi game sangat efektif memperkuat pemahaman konsep sekaligus membuat proses belajar lebih menyenangkan,” jelasnya.
Kuesioner terbuka yang diberikan kepada siswa menunjukkan mayoritas siswa merasa pengalaman belajar mereka jauh lebih positif dibandingkan pembelajaran konvensional. Siswa merasa lebih termotivasi dan tidak lagi cemas saat mempelajari materi yang berkaitan dengan keragaman budaya.
Proyek ini merupakan bagian dari riset yang didanai Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DPPM) Kemendiktisaintek RI tahun 2025. Ke depan, UNUJA berencana memperluas penggunaan game ini ke lebih banyak sekolah dan mata pelajaran.
Harapannya, inovasi ini bukan hanya mengurangi kecemasan siswa, tetapi juga menumbuhkan rasa cinta terhadap budaya Indonesia melalui pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan,” pungkas Fawaid. (*)
Apa Reaksi Anda?






