Brawijaya Corpora Project: Kenalkan Budaya Jawa Timur melalui Korpus Multi-Modal
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (Diksasindo), Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya (FIB UB) bekerja sama dengan Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer (Filkom),

TIMESINDONESIA, MALANG – Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (Diksasindo), Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya (FIB UB) bekerja sama dengan Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer (Filkom), tengah mempersiapkan sebuah proyek ambisius bertajuk Brawijaya Corpora Project. Dalam upaya internasionalisasi Universitas Brawijaya, proyek tersebut bertujuan mengenalkan ungkap-verbal lekat-budaya (culturally loaded expression) yang terefleksikan dalam ekspresi budaya dan artefak tradisi di Jawa Timur.
Proyek tersebut berusaha mengenalkan sejumlah kata atau frasa yang terikat konteks kultural tertentu agar mudah dipahami dan dimengerti bagi pembelajar tahap awal yang bukan berasal dari latar belakang etnik di Jawa Timur sekalipun. Melalui proses akademik yang kompleks yang di dalamnya melibatkan kepakaran lintas-disiplin ilmu, proyek ini secara umum melakukan pendokumentasian, penggalian makna, penyuguhan artefak budaya melalui perangkat digital-media dari subkultur di Jawa Timur.
Proyek tersebut digagas oleh tim akademisi lintas-disiplin ilmu yang terdiri dari kepakaran linguistik antropologi (Wahyu Widodo dan Dany Ardhian), perekayasaan piranti lunak (Bayu Priyambadha dan Tim), sastra lisan dan pengajaran sastra (Sony Sukmawan, Eti Setiawati, Muh. Fatoni Rohman), dan digitalisasi media (Moch. Ighfir Sukardi, Titis Bayu Widagdo, Salamah, dan tim).
Selain tim yang berasal dari Universitas Brawijaya, tim ini juga melibatkan peneliti manca dan national yang menjadi pengarah proyek (advisory board) dan kontributor di antaranya adalah Miguel Escobar Varela (National University of Singapore NUS), Bernard Arps dan Gina van Ling (Leiden University), dan Alip Sugianto (Universitas Muhammadiyah Ponorogo). Ke depan keterlibatan pengarah proyek dari kampus luar negeri akan semakin bertambah. Tim berfokus pada upaya menghadirkan khazanah tradisi lokal dalam bentuk korpus digital-multimodal yang dapat diakses secara luas.
“Selama dua dekade terakhir, penggunaan korpus dalam kajian linguistik terapan berkembang sangat pesat. Melalui proyek ini, kami ingin memperkenalkan kekhasan ekspresi budaya Jawa Timur melalui platform digital yang tidak hanya bersifat akademis, tetapi juga ramah bagi masyarakat luas,” ungkap Wahyu Widodo selaku koordinator tim.
Pada tahap awal, Tim Brawijaya Corpora Project memfokuskan pada penanganan ungkap-verbal lekat-budaya dari subkultur Tengger, komunitas etnik yang mendiami lereng kaki Gunung Bromo, dan Panaraga, komunitas budaya yang berada di perbatasan Jawa Timur dan Jawa Tengah.
Dalam menyuguhkan makna yang akurat, tim melakukan penelaahan pelbagai sumber-sumber pustaka sejak awal abad ke-20 hingga masa kini, serta melibatkan diskusi bersama akademisi dan aktivis budaya. Selain itu, pada 18 sampai 20 Agustus 2025, tim juga melakukan kunjungan lapangan ke Tengger untuk mengikuti dan mengamati pelaksanaan ritual, melakukan diskusi dengan masyarakat dan dukun pandita selaku pemimpin adat, hingga mendokumentasikan pelbagai artefak kebudayaan di Tengger.
Setiap ekspresi budaya tidak hanya dipaparkan dalam bentuk teks (korpus lingual), tetapi juga akan dilengkapi foto, video, musik bahkan model 3D (korpus multi-modal) untuk menghadirkan pengalaman visual-imersif bagi pengunjung website.
Dalam rencana pengembangannya, tahun 2025 ditargetkan lahir basis data awal beserta situs web prototipe. Tahun 2026, basis data akan diperluas dengan konten baru dan situs resmi akan diluncurkan. Sementara pada 2027, Brawijaya Corpora akan resmi menjadi unit khusus yang dikelola langsung di bawah pimpinan universitas.
Dengan menggabungkan keahlian teknik perangkat lunak dan pendekatan humaniora sebagaimana program unggulan Digital Humanities yang selalu digadang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya, Brawijaya Corpora Project diharapkan mampu menjadi wadah pelestarian sekaligus diplomasi budaya Indonesia, serta menempatkan UB sebagai pusat rujukan kajian budaya dan bahasa di kancah global. (*)
Apa Reaksi Anda?






