Bumdesa Sumber Sejahtera Pujon Kidul Kembangkan 12 Unit Usaha Terintegrasi, Dorong Kesejahteraan dan Konservasi
Bumdesa Sumber Sejahtera di Desa Pujon Kidul, Malang, mengelola 12 unit usaha terintegrasi berbasis eko-wisata Café Sawah. Pendapatan asli desa meningkat, berkontribusi pada kesejahteraan sosial dan…

TIMESINDONESIA, MALANG – Badan Usaha Milik Desa (Bumdesa) “Sumber Sejahtera” di Desa Pujon Kidul, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang, membuktikan bahwa pengelolaan usaha desa tidak harus terbatas pada satu atau dua unit bisnis saja. Sejak didirikan pada 2014 dengan fokus utama mengelola eko-wisata Café Sawah, Bumdesa ini kini mengelola 12 unit usaha terintegrasi yang saling melengkapi dan mendukung, menciptakan sinergi bagi kesejahteraan sosial warga sekaligus menjaga kelestarian lingkungan.
Kepala Desa Pujon Kidul, Muhammad Ismail Mahfudz Said, menjelaskan, perkembangan unit bisnis tersebut mengikuti kebutuhan pengembangan wisata Café Sawah. Misalnya, dibentuknya unit parkir dan pengelolaan tiket untuk menampung pengunjung, outlet warung sebagai penyedia makanan dan minuman, serta unit pengelolaan air bersih yang dikelola oleh komunitas HIPPAM (Himpunan Penduduk Pengguna Air Minum).
“Setiap unit usaha ini bukan berdiri sendiri, melainkan saling melengkapi dan menjadi bagian dari rangkaian bisnis integral. Pengelolaan limbah dari warung menghasilkan pupuk organik untuk menyuburkan sawah, menjaga siklus ekonomi dan lingkungan secara berkelanjutan,” ujar Pak Said saat menerima kunjungan akademisi dari Central Philippines University dan Universitas Merdeka Malang, pada 7 Mei 2025.
Kunjungan tersebut dihadiri oleh Dr. Irving Rio dan Dr. Renia De La Penia dari Central Philippines University, serta Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Merdeka Malang, Rochmad Effendy, dan Ketua Program Studi Administrasi Publik, Dr. Chandra Dinata. Mereka melakukan studi terkait manajemen usaha Bumdesa sebagai bagian dari kerjasama akademik.
Dr. Irving Rio menyampaikan apresiasi tinggi terhadap kinerja Bumdesa ini yang mengusung konsep kewirausahaan berkelanjutan (sustainable entrepreneurship) berbasis keuntungan sosial dan ekologi.
“Bumdesa ini telah berhasil menggabungkan dampak ekonomi, sosial, dan ekologis secara harmonis. Warga desa mendapatkan pendapatan dan kesejahteraan sosial, sementara konservasi ekosistem tetap terjaga,” ujarnya.
Data keuangan menunjukkan pencapaian signifikan, dengan laba bersih pada tahun 2019 mencapai Rp 1,29 miliar dari total pendapatan Rp 7,23 miliar.
Selain fasilitas utama Café Sawah, destinasi eko-wisata ini juga menawarkan wisata edukasi peternakan dan perikanan, wisata petik sayur mayur dan buah, kampung tematik, serta edukasi biogas. Keberagaman layanan ini tidak hanya menambah nilai ekonomi, tetapi juga memperkuat kesadaran lingkungan masyarakat.
Dr. Renia De La Penia membandingkan keberhasilan Bumdesa ini dengan eko-wisata sejenis di Karangploso, Kabupaten Malang, dan menilai bahwa Sumber Sejahtera memiliki model pengelolaan yang jauh lebih terstruktur dan berkelanjutan.
Pak Said menegaskan bahwa keuntungan dari seluruh unit usaha ini disalurkan ke pemerintah desa sebagai pendapatan asli desa (PAD), yang kemudian digunakan untuk pembangunan dan kesejahteraan masyarakat.
“Kami berkomitmen untuk terus mengembangkan usaha yang tidak hanya menguntungkan secara ekonomi, tetapi juga memberikan manfaat sosial dan menjaga alam sebagai warisan bagi generasi mendatang,” pungkasnya. (*)
Apa Reaksi Anda?






