Cekcok, Pasutri di Sumbersari Damai di Depan Lurah dan Kapolsek
Ada yang tidak biasa di Kantor Kelurahan Sumbersari, Jember, Kamis (11/9/2025).

TIMESINDONESIA, JEMBER –
Ada yang tidak biasa di Kantor Kelurahan Sumbersari, Jember, Kamis (11/9/2025).
Pasangan suami istri (pasutri) yakni DP (suami) dan PT (istri) yang tengah cekcok didamaikan oleh seperangkat aparat desa.
Lurah, babinsa, hingga Kapolsek setempat juga ikut turun mengurusi persoalan rumah tangga yang ramai di tengah masyarakat tersebut.
Lurah Sumbersari, Batara Pragusta usai mendengar klarifikasi dari pasutri tersebut menjelaskan, awalnya kekerasan dipicu oleh kecurigaan PT terhadap suaminya yang diduga memiliki wanita lain.
"Motifnya ada rasa cemburu dari istri kepada suami, waktunya pulang kerja kok tidak pulang. Istri menduga suaminya ada main dengan teman kerjanya," ucapnya,
Batara memaparkan, puncak ketegangan terjadi ketika DP berupaya mengajak istri dan anak ke rumah keluarganya.
Ajakan itu tak mendapatkan sambutan yang baik, PT menolak ajakan suaminya lantaran kasihan kepada anaknya yang masih berusia 2-3 bulan jika diajak bepergian.
Penolakan itu spontan membuat DP naik pitam. Ia bertindak kasar, mulai dari mencekik leher sampai memukul lengan istrinya hingga meninggalkan bekas luka di badannya.
Kejadian tersebut sangat disayangkan oleh Batara.
Menurutnya, cekcok dalam perjalanan rumah tangga adalah hal biasa apalagi bagi pasangan yang baru seumur jagung.
Ia menekankan pentingnya komunikasi dan penyelesaian damai dalam mengatasi persoalan rumah tangga ketimbang dengan melakukan kekerasan.
"Kami memberikan saran nasihat agar keduanya berdamai, persoalan ini sudah biasa, seperti cekcok rumah tangga. Harapan kami mereka kembali rukun menjalani kehidupan sehari-hari karena masih ada bayi yang harus perlu mendapat perhatian orangtua," ujarnya.
Sementara, Kapolsek Sumbersari AKP Suhartanto pun juga memberikan wejangan kepada sang suami agar lebih sabar dalam mengarungi biduk rumah tangga.
"Dinamika dalam rumah tangga itu sudah biasa, tapi jangan sampai pakai tangan atau pakai kekerasan. Anggap itu sebagai bumbu mahligai pernikahan," ujarnya.
Ending masalah keluarga tersebut sesuai harapan banyak orang.
DP membuat pernyataan di atas kertas, disaksikan pihak berwenang lainnya, bahwa dia tidak akan mengulangi perbuatannya.
Hasil akhir kisah ini juga menjadi harapan baru bagi PT, sang istri.
Ia tidak memperpanjang urusan dan memberikan kesempatan kedua untuk suaminya, sebab masih ada anak yang harus diperjuangkan bersama-sama. (*)
Apa Reaksi Anda?






