Film Nasionalisme Believe Tembus 830 Ribu Penonton, Jadi Salah Satu Film Perjuangan Terlaris
Film drama perang bertema nasionalisme Believe – Takdir, Mimpi, Keberanian berhasil meraih 830.808 penonton sejak tayang perdana di bioskop. Data dari Cinepoint.com dan filmindonesia.or.id menempatkan…

TIMESINDONESIA, MALANG – Film drama perang bertema nasionalisme Believe – Takdir, Mimpi, Keberanian berhasil meraih 830.808 penonton sejak tayang perdana di bioskop. Data dari Cinepoint.com dan filmindonesia.or.id menempatkan Believe sebagai salah satu film perjuangan dengan capaian penonton tertinggi dalam beberapa tahun terakhir di Indonesia.
Produser Believe, Celerina Judisari, mengungkapkan bahwa film ini dirancang untuk menampilkan gambaran pertempuran yang realistis, baik dari segi alur cerita maupun teknis produksi.
“Kami ingin penonton merasakan atmosfer medan perang yang sesungguhnya. Itu menuntut komitmen tinggi dari seluruh tim produksi,” ujarnya di Jakarta, Sabtu.
Tantangan Film Bertema Nasionalisme di Bioskop Indonesia
Menurut Celerina, genre perjuangan dan nasionalisme memiliki tantangan besar di pasar film nasional. Sejumlah film bertema serupa, termasuk yang mengangkat kisah tokoh besar seperti Soekarno dan Kartini, belum mampu menembus angka satu juta penonton. Sementara itu, genre horor dan drama masih mendominasi selera penonton bioskop di Tanah Air.
Perjuangan Para Pemeran di Balik Layar
Aktor Wafda Saifan, pemeran Serka Dedi, menceritakan pengorbanan fisik yang dilakukan demi akting total.
“Saya sampai digantung 20 meter demi adegan terjun payung. Senang hasilnya diapresiasi,” ungkap Wafda.
Sementara itu, Ajil Ditto yang memerankan Kapten Agus harus menurunkan berat badan hingga 13 kilogram dalam waktu satu bulan.
“Kerja keras kami terasa terbayar,” ujarnya.
Momen Tepat di Bulan Kemerdekaan
Penayangan Believe bertepatan dengan bulan peringatan kemerdekaan RI, sehingga dianggap relevan dengan pesan yang dibawa film ini. Wafda berharap Believe dapat bertahan di layar bioskop hingga akhir Agustus 2025.
Dukungan publik figur juga mengalir, termasuk dari personel Project Pop. Yosi Mokalu menilai sinematografi dan adegan aksi dalam film ini disajikan dengan baik.
“Rasanya seperti perang betulan,” kata Yosi.
Udjo, rekan Yosi di Project Pop, menambahkan,
“Ternyata ada produser Indonesia yang berani mengangkat tema perang dengan standar produksi tinggi.”
Dengan capaian tersebut, Believe tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga sarana menghidupkan kembali semangat nasionalisme di layar lebar Indonesia.(*)
Apa Reaksi Anda?






