FISIP Unmer Malang Bersama University College MAIWP Malaysia dan 3 DUDI Bahas Kepemimpinan Adaptif
Program Studi Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Universitas Merdeka (Unmer) Malang

TIMESINDONESIA, MALANG – Program Studi Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Universitas Merdeka (Unmer) Malang menyelenggarakan kegiatan Sharing Session bertajuk “The Art of Adaptive Leadership: Overcoming Resistance to Change and Creating a Thrive Community.” Senin (2/6/2025).
Acara ini merupakan bagian dari implementasi kerja sama strategis antara Unmer Malang dan University College MAIWP International Malaysia, yang telah dituangkan dalam nota kesepahaman (MoU) sebelumnya.
Bertempat di Gedung FISIP Unmer Malang, kegiatan ini diikuti oleh mahasiswa, dosen, serta mitra dari dunia usaha dan industri (DUDI), yakni Mahfa Autism Academy, Jazro Robotics and STEAM Education, Al Kauthar Eduqids, dan University College MAIWP.
Kegiatan ini bertujuan untuk menggali peran kepemimpinan adaptif dalam menghadapi tantangan transformasi organisasi pendidikan swasta di era disrupsi. Mengutip laporan McKinsey (2023), lebih dari 70% organisasi pendidikan menyebutkan bahwa fleksibilitas dan kemampuan adaptif pemimpin merupakan faktor kunci dalam keberhasilan perubahan institusional.
Melalui diskusi interaktif dan studi kasus, para peserta diajak menelaah bagaimana pemimpin dapat mengidentifikasi resistensi terhadap perubahan, membangun budaya organisasi yang inklusif, dan menciptakan ekosistem pembelajaran kolaboratif.
Dr. Shawani, perwakilan dari University College MAIWP, menekankan pentingnya kolaborasi internasional dalam meningkatkan mutu pendidikan lintas negara. “Kami percaya bahwa pertukaran pengalaman dan pendekatan lintas budaya akan memperkaya wawasan baik mahasiswa maupun tenaga pengajar di kedua institusi,” ujarnya.
Sementara itu, Dr. Yuntawati Fristin, S.Sos., M.AB, dosen dan pengelola program studi Administrasi Bisnis FISIP Unmer, menyatakan bahwa kegiatan ini menjadi momentum penting dalam mendorong budaya kepemimpinan yang responsif dan berdaya adaptasi tinggi. “Kita ingin mencetak pemimpin yang bukan hanya bisa mengelola perubahan, tetapi juga mampu menciptakan ruang tumbuh bagi komunitasnya,” tambahnya.
Kegiatan ini sejalan dengan semangat Tridharma Perguruan Tinggi, terutama dalam aspek pengabdian kepada masyarakat dan penguatan kerja sama global. Kolaborasi semacam ini juga membuka jalan bagi program student exchange, riset bersama, serta pengembangan model kepemimpinan pendidikan yang inklusif dan berbasis kebutuhan komunitas. (*)
Apa Reaksi Anda?






