IARSI Dorong Integrasi Transportasi Multimoda dalam Mendukung Hilirisasi Nasional
Ikatan Ahli Rantai Suplai Indonesia (IARSI), sebagai entitas keilmuan dan advokasi kebijakan di sektor logistik dan rantai suplai, hari ini melaksanakan audiensi perdana

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Ikatan Ahli Rantai Suplai Indonesia (IARSI), sebagai entitas keilmuan dan advokasi kebijakan di sektor logistik dan rantai suplai, hari ini melaksanakan audiensi perdana yang dipimpin langsung oleh Assoc. Prof. (Hon) R. Beniadi Setiawan, ST, MM. selaku Ketua Umum IARSI, didampingi oleh Dr Degdo S. sebagai Wakil Ketua Umum dan *Irsyad Arief, SE, CPLSC. dari jajaran fungsionaris Badan Pengurus Nasional.
Pertemuan ini diterima secara resmi oleh Ir. Mohamad Risal Wasal, A.TD., M.M., IPM., selaku Direktur Jenderal Integrasi Transportasi dan Multimoda, Kementerian Perhubungan Republik Indonesia.
Pertemuan tersebut menjadi momentum strategis bagi IARSI dalam menyampaikan rekomendasi kebijakan transportasi multimoda yang terintegrasi sebagai pilar utama keberhasilan program hilirisasi industri nasional.
Hilirisasi terhadap 28 komoditas prioritas yang mencakup sektor pertambangan, migas, perkebunan, perhutanan, pertanian, peternakan, dan perikanan dinilai mampu mendorong pertumbuhan ekonomi nasional hingga 8%, menciptakan lebih dari 3 juta lapangan pekerjaan baru, serta merealisasikan investasi senilai lebih dari Rp13.000 triliun di seluruh wilayah Indonesia.
Untuk mewujudkan target ambisius ini, IARSI menegaskan bahwa sistem transportasi yang terpadu, berbasis multimoda, dengan tingkat konektivitas tinggi dan efisiensi logistik total yang maksimal merupakan syarat mutlak agar produk hasil sumber daya alam Indonesia mampu bersaing secara global dengan kualitas dan harga yang kompetitif.
Dalam audiensi tersebut, IARSI secara sistematis memaparkan sebelas rekomendasi strategis kepada Direktorat Jenderal Integrasi Transportasi dan Multimoda, dimulai dari penetapan pelabuhan strategis seperti Kuala Tanjung, Bitung, dan Sorong sebagai simpul transhipment nasional, dilanjutkan dengan dorongan pembentukan dedicated berth serta kemitraan dengan operator pelayaran global untuk mengoptimalkan arus balik dan efisiensi muatan.
IARSI juga menekankan pentingnya pembangunan dan integrasi infrastruktur logistik di kawasan timur Indonesia, mencakup jalan, pelabuhan, dan bandara yang terhubung langsung dengan hinterland dan kawasan industri, serta penguatan interkoneksi digital melalui platform NLE dan sistem pelacakan multimoda.
Rekomendasi lanjutan mencakup pengembangan masterplan terpadu antara jaringan transportasi dan kawasan strategis (industri, pariwisata, pertanian), pembentukan Badan Koordinasi Multimoda Nasional sebagai integrator data, regulasi, dan operasional antarmoda, serta penetapan koridor logistik prioritas seperti Makassar–Bitung, Surabaya–Ambon, dan Medan–Belawan yang berfungsi sebagai jalur tulang punggung logistik nasional.
IARSI juga mendorong penguatan konektivitas lintas moda secara berkelanjutan, digitalisasi dan standarisasi dokumen serta sistem informasi, peningkatan transparansi dan pengawasan muatan antarpulau, harmonisasi regulasi induk dan insentif multimoda, penguatan SDM lintas moda, serta pengembangan kemitraan riset antara asosiasi, perguruan tinggi, pemerintah, dan dunia usaha dalam mempercepat inovasi dan efisiensi logistik nasional.
Direktorat Jenderal Integrasi Transportasi dan Multimoda menyambut baik rekomendasi IARSI, dan menyampaikan komitmen untuk menjalin kerja sama lintas sektor yang berkelanjutan dalam rangka mempercepat transformasi sistem transportasi Indonesia menuju model multimoda yang resilien, adaptif, dan kompetitif. Sebagai mitra keilmuan dan advokat sistemik, IARSI akan terus menjalankan peran strategis dalam mengawal formulasi kebijakan dan pembangunan ekosistem rantai suplai nasional yang berkelanjutan dan berkeadilan. (*)
Apa Reaksi Anda?






