Inovasi Media Art Warnai Pagelaran Bantengan di Kota Malang
Tim akademisi dari Universitas Bhinneka Nusantara (UBHINUS) Malang, melalui skema Program Inovasi Seni Nusantara (PISN),
MALANG Tim akademisi dari Universitas Bhinneka Nusantara (UBHINUS) Malang, melalui skema Program Inovasi Seni Nusantara (PISN), menghadirkan inovasi baru dalam pagelaran kesenian bantengan di Dusun Plaosan Timur, Kota Malang. Program ini didanai oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, sebagai upaya mendorong pengembangan dan inovasi di bidang seni.
Pada kegiatan yang berlangsung mulai pukul 19.00 hingga 24.00 WIB, tim menghadirkan pagelaran bantengan yang dipadukan dengan teknologi media art berupa video dan motion graphic. Konten digital tersebut diproyeksikan menggunakan LCD projector ke layar berukuran 3 x 6 meter, menghasilkan pengalaman visual yang lebih segar, modern, dan tetap berpijak pada nilai tradisi bantengan.
Ketua Tim PISN, Rahmat Kurniawan, S.Pd., M.Pd., menyatakan bahwa inovasi ini merupakan bentuk dukungan UBHINUS Malang terhadap pelestarian budaya lokal. “Kami ingin menunjukkan bahwa kesenian tradisional dapat dikembangkan melalui pendekatan teknologi tanpa menghilangkan identitas dan nilai sejarahnya,” ujarnya.
Selain pertunjukan, Tim PISN juga memberikan pelatihan kepada Paguyuban Bantengan Maheso Jagat Sejati, meliputi teknik pendokumentasian, pengelolaan konten media sosial, pengarsipan digital, serta konsep pertunjukan hybrid. Pelatihan ini dirancang agar komunitas bantengan dapat mengembangkan sistem dokumentasi dan presentasi karya yang lebih modern dan berkelanjutan.
Sebagai bentuk dukungan nyata, tim turut menyerahkan perangkat digital pendukung pertunjukan kepada Maheso Jagat Sejati untuk digunakan pada kegiatan seni mereka di masa mendatang.
Melalui kegiatan ini, inovasi media art diharapkan dapat memperluas ruang ekspresi seni bantengan sekaligus memperkuat kolaborasi antara perguruan tinggi dan komunitas budaya lokal dalam menjaga keberlanjutan seni tradisi di era digital. (*)
Apa Reaksi Anda?