JHIC 2025 Jadi Kompetisi Teknologi Pertama yang Beri Apresiasi untuk Guru Pembimbing Sejak Pra-Final

Jagoan Hosting Infra Competition (JHIC) 2025 kembali mencuri perhatian, bukan hanya karena skala nasionalnya yang melibatkan ribuan siswa SMA, SMK, dan MA

November 19, 2025 - 08:30
JHIC 2025 Jadi Kompetisi Teknologi Pertama yang Beri Apresiasi untuk Guru Pembimbing Sejak Pra-Final

JAKARTA Jagoan Hosting Infra Competition (JHIC) 2025 kembali mencuri perhatian, bukan hanya karena skala nasionalnya yang melibatkan ribuan siswa SMA, SMK, dan MA, tetapi karena satu hal yang jarang terjadi di kompetisi teknologi: guru pembimbing mendapat apresiasi bahkan sejak sebelum babak final.

Di tengah banyaknya lomba yang hanya menyoroti peserta atau sekolah pemenang, JHIC hadir dengan pendekatan berbeda. Para guru pembimbing yakni sosok yang biasanya bekerja dibalik layar menjadi bagian penting yang diapresiasi dalam seluruh rangkaian acara.

Salah satu guru pembimbing, Rizka Rahayu Sasmita, S.Tr.Kom., M.Tr.Kom, dari SMK Telkom Sidoarjo, mengungkapkan bahwa pengalaman ini sangat berbeda dengan kompetisi lain yang pernah mereka ikuti.

"Terima kasih atas apresiasinya dari Jagoan Hosting dan Beon Intermedia. Masyaallah, dari sekian banyak lomba baru kali ini ada lomba yang memperhatikan guru pembimbing bahkan sebelum final. Biasanya hanya dapat dari sekolah ketika juara," ujar Rizka.

Bagi Rizka dan para guru lainnya, perhatian seperti ini bukan hanya bentuk penghargaan, tetapi juga pengakuan atas peran guru sebagai fondasi utama tumbuhnya talenta digital vokasi.

Dalam JHIC 2025, guru diberi ruang khusus untuk belajar, berjejaring, dan berkolaborasi dengan industri. Dalam sesi temu jejaring guru, para pendidik bisa saling bertukar praktik pembelajaran, memahami kebutuhan industri cloud, hingga membangun jejaring kerja sama.

“Kami senang, guru juga diikutsertakan dalam temu jejaring. Jadi guru pendamping tidak hanya menonton anak-anak lomba, tetapi juga sharing. Kami butuh partner industri dalam proses pembelajaran. Selain itu juga penting adanya komunitas untuk upskill bagi guru dan berkolaborasi, sehingga bisa mengajarkan kepada siswa materi yang relevan di dunia IT,” kata Rizka. 

Harapan ini sejalan dengan visi JHIC 2025. General Manager Jagoan Hosting, Andy Novianto, S.Ikom., M.M, menegaskan bahwa JHIC memang dirancang sebagai program pembinaan menyeluruh, bukan hanya kompetisi.

“Jagoan Hosting Infra Competition ingin menjembatani sekolah dan industri secara utuh. Tidak cukup hanya menyiapkan siswa, gurunya juga harus berkembang. Karena guru adalah ujung tombak kualitas talenta digital di Indonesia,” jelas Andy.

JHIC 2025 diikuti oleh 1.250 siswa dari 300 tim, disaring menjadi 85 tim bootcamp, dan akhirnya hanya 30 tim yang tampil di panggung final. Namun lebih dari sekadar kompetisi, kegiatan ini menjadi ruang belajar kolaboratif antara siswa, guru, dan industri sebuah pendekatan yang semakin dibutuhkan dalam pendidikan vokasi.

Dengan apresiasi terhadap guru pembimbing yang dilakukan sejak awal, JHIC memulai standar baru dalam penyelenggaraan kompetisi teknologi di Indonesia. Program ini membuktikan bahwa talenta digital yang unggul bukan hanya lahir dari siswa yang hebat, tetapi dari kolaborasi erat antara siswa, guru, dan industri. 

Apa Reaksi Anda?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow