Kao Indonesia Menjadi Penggerak Perubahan Lewat Program Edukasi Anak KAO
Kao Indonesia kembali menggelar program edukasi Anak KAO (Kreatif, Aktif, Optimis) – Sekolah Sehat 2025 sebagai bentuk kontribusi sosial dan upaya menciptakan generasi masa depan yang lebih bersih, sehat,…

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Kao Indonesia kembali menggelar program edukasi Anak KAO (Kreatif, Aktif, Optimis) – Sekolah Sehat 2025 sebagai bentuk kontribusi sosial dan upaya menciptakan generasi masa depan yang lebih bersih, sehat, dan peduli lingkungan.
Program ini dilahirkan guna mendukung pencapaian Indonesia Emas 2045, melalui Generasi Emas Indonesia Berkarakter yang menjadi salah satu fokus pemerintah.
Program edukasi Anak KAO – Sekolah Sehat juga merupakan bentuk komitmen nyata Kao Indonesia dalam implementasi ESG (Environmental, Social, and Governance) untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia.
Program edukasi ini mendapat dukungan resmi dari Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah RI (Kemendikdasmen) dan Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) serta Wahana Visi Indonesia untuk intervensi kegiatan edukasi di wilayah Timur Indonesia.
Peresmian program edukasi Anak KAO – Sekolah Sehat 2025 digelar di SMPN 16 Jakarta, Jakarta Selatan pada Kamis, 21 Agustus 2025.
Kegiatan ini dihadiri oleh Shoichi Hasegawa, Presiden Direktur Kao Indonesia; Dr. Maulani Mega Hapsari, S.IP., M.A., Direktur Sekolah Menengah Pertama, Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah, Kemendikdasmen RI; serta dr. Elvieda Sariwati, M.Epid., Direktur Promosi Kesehatan dan Kesehatan Komunitas, Direktorat Jenderal Kesehatan Primer dan Komunitas, Kemenkes RI.
Sejalan dengan strategi ESG Perusahaan yaitu Kirei Lifestyle Innovation, edukasi Anak KAO – Sekolah Sehat 2025 menjadi kontribusi nyata Kao Indonesia dalam menciptakan lingkungan sekolah sehat.
Sejak diluncurkan pada 2016, program ini telah menjangkau lebih dari 42.600 anak-anak di tingkat Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Dampaknya, sebanyak 98% siswa memahami implementasi PHBS pasca mengikuti program edukasi Anak KAO pada tahun 2024.
Pada tahun 2025 ini, Kao Indonesia menargetkan lebih dari 10.000 siswa dan tidak hanya menjangkau kota-kota di Pulau Jawa namun juga akan menjangkau daerah Indonesia Timur yaitu Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur dan Sentani, Papua, yang bekerja sama dengan Wahana Visi Indonesia.
Inisiatif ini diharapkan mampu menjangkau lebih banyak anak di daerah yang membutuhkan akses edukasi kesehatan dan kebersihan diri.
Shoichi Hasegawa, Presiden Direktur Kao Indonesia, dalam acara peresmian mengatakan rasa bangga dapat melanjutkan kolaborasi sinergis lintas sektor untuk bersama-sama menciptakan generasi masa depan yang tidak hanya sehat secara fisik dan mental, tetapi juga memiliki kesadaran tinggi akan kebersihan diri dan kelestarian lingkungan.
Hal ini tentunya sejalan dengan komitmen Kao Indonesia untuk menciptakan gaya hidup Kirei, yaitu gaya hidup yang bersih, sehat, dan peduli sesama.
"Tahun ini, kami berkomitmen untuk memperluas jangkauan program edukasi ke daerah Nusa Tenggara Timur dan Papua serta kompetisi Duta Anak KAO di tingkat SMP," katanya.
Pemerintah RI memiliki visi menuju Indonesia Emas 2045, dimana untuk mendukung pencapaiannya tentu saja penting mempersiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang siap dan unggul dimulai dengan anak-anak usia sekolah sebagai target utama.
SDM unggul tersebut harus memiliki delapan karakter utama bangsa dan dipercaya dapat tercapai melalui pembiasaan yang harus dilakukan setiap anak setiap harinya.
Dr. Maulani Mega Hapsari, S.IP., M.A., Direktur Sekolah Menengah Pertama, Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah, Kemendikdasmen RI, menyampaikan, SDM yang unggul merupakan poin terpenting untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045 dimana 8 karakter utama bangsa yaitu religius, bermoral, sehat, cerdas dan kreatif, kerja keras, disiplin, mandiri dan bermanfaat harus dicapai melalui pembiasaan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat.
"Kami mengapresiasi apa yang dilakukan Kao Indonesia sebagai mitra resmi Kemendikdasmen dalam melakukan edukasi kepada anak-anak terkait dengan perilaku hidup bersih dan sehat. Tentunya ini menjadi hal yang positif dan berkontribusi untuk implementasi pembiasaan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat," ujarnya.
Edukasi Anak KAO (Kreatif, Aktif, Optimis) – Sekolah Sehat 2025 meliputi peningkatan kesadaran implementasi dan praktik Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, dimana kebiasaan menjaga kebersihan diri (personal hygiene) baik di rumah dan lingkungan sekolah menjadi hal dasar dan fundamental untuk anak dalam meningkatkan kepercayaan diri dalam aktivitas pembelajaran setiap hari.
Antara lain meliputi Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) sebelum, sesudah makan maupun setelah beraktivitas dan akibat jika tidak melakukan hal tersebut untuk kesehatan.
Hal ini menjadi penting karena CTPS dapat mengurangi 50% risiko penyakit menular umum pada anak sekolah.
Kemudian mandi setelah beraktivitas, dimana kuman dapat menyebabkan bau badan, gatal dan penyakit kulit sehingga memengaruhi kepercayaan diri dalam belajar dan beraktivitas sehari-hari.
Selanjutnya adalah menjaga kebersihan pakaian. Sebagai benda terluar yang menempel di tubuh, pakaian juga harus bersih dari kotoran dan kuman untuk menunjang kebersihan dan kenyamanan.
Berikutnya, manajemen kebersihan menstruasi dan pubertas pada siswi. Menstruasi masih dianggap sebagai penyakit oleh sebagian anak perempuan, di mana sebanyak 20% anak perempuan memilih tidak masuk sekolah akibat menstruasi.
Kebersihan lingkungan melalui kebiasaan memisahkan sampah kemasan sehingga tidak berakhir di TPA untuk bumi yang lebih berkelanjutan, juga menjadi perhatian.
Kao Indonesia berhasil mendaur ulang sampah kemasan sebanyak 1.932 pcs kemasan yang terkumpul di waste point yang disediakan di 7 titik sekolah
Pilar edukasi yang secara berkelanjutan disampaikan oleh Kao Indonesia dalam rangkaian Edukasi Anak KAO setiap tahunnya sejalan dengan Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat.
Meliputi Bangun Pagi, Beribadah, Berolahraga, Makan Sehat dan Bergizi, Gemar Belajar, Bermasyarakat; dan Tidur Cepat.
Sementara itu, dr. Elvieda Sariwati, M.Epid. selaku Direktur Promosi Kesehatan dan Kesehatan Komunitas, Direktorat Jenderal Kesehatan Primer dan Komunitas, Kemenkes RI, juga menyambut baik program edukasi Anak KAO – Sekolah Sehat 2025.
Menurutnya, keterlibatan sektor swasta menjadi sangat penting dalam memperluas pembudayaan GERMAS di Masyarakat.
Program edukasi Anak KAO (Kreatif, Aktif, Optimis) – Sekolah Sehat diharapkan tidak hanya mengajarkan anak-anak tentang pentingnya menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat di sekolah, antara lain makan makanan bergizi seimbang termasuk mengendalikan konsumsi gula berlebih, rajin aktivitas fisik atau olah raga 1 jam per hari, tidak merokok, cuci tangan yang benar, mengikuti cek kesehatan; menjadi poin penting dan mendasar, namun juga menciptakan lingkungan yang kondusif serta memberikan teladan bagi anak-anak untuk menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Penguatan TRIAS UKS (Upaya Kesehatan Sekolah) bersama Puskesmas setempat serta dukungan orang tua dan guru juga merupakan hal penting yang harus didapatkan oleh anak khususnya siswa SMP.
Saat ini Kementerian Kesehatan juga sedang melaksanakan program cek kesehatan gratis sekolah, diharapkan program edukasi Anak KAO – Sekolah Sehat ini juga mendukung agar semua anak sekolah mendapatkan cek kesehatan gratis ini dan tindak lanjut hasilnya.
"Sehingga anak sehat, bugar, cerdas baik fisik maupun mental menuju Indonesia emas 2045," demikian ungkap Elvieda.
Adapun selain program edukasi Anak KAO – Sekolah Sehat, Kao Indonesia juga menginisiasi Anak KAO BISA (Bijak Sampah) di 10 sekolah terpilih sebagai upaya untuk menumbuhkan kepedulian terhadap kebersihan diri dan lingkungan dengan memilah dan mengolah sampah plastik dengan semangat “bring knowledge into practical”.
Melalui penyediaan Waste Point, anak-anak diajak mempraktikkan pemilahan sampah, seperti mengumpulkan kemasan bekas pakai produk Kao untuk kemudian didaur ulang bersama mitra pengelola sampah sehingga tidak berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Selain itu, pilot project Kompetisi Duta Anak KAO tahun ini juga mulai dijalankan, dimana Kao Indonesia mengajak peran serta guru dan siswa untuk menjadi penggerak (agent of change) perubahan di lingkungan sekolah.
Tahun ini Kao Indonesia melengkapi program edukasi yang telah dilakukan sejak tahun 2016. Dari sisi jangkauan program, Anak KAO – Sekolah Sehat 2025 melibatkan sekolah-sekolah di daerah Nusa Tenggara Timur dan Papua, sehingga diharapkan dapat memberikan dampak positif yang lebih luas tentang pemahaman kebersihan diri dan lingkungan.
Sedangkan dari aspek behavior change, kami ingin anak-anak menjadi penggerak dan promotor perubahan melalui Kompetisi Duta Anak KAO dimana anak-anak akan menyelesaikan rangkaian misi dan tantangan terkait kebersihan diri dan kepedulian lingkungan.
Selain itu, juga melanjutkan program Anak KAO Bijak Sampah (BISA) untuk mengajak anak-anak memilah dan mendaur ulang produk kemasan Kao.
Apa Reaksi Anda?






