Mahasiswa KKN UNIPMA Kenalkan Inovasi Brownies Bekatul, Tingkatkan Gizi dan Ekonomi Warga Desa Sumbergandu

MADIUN Sebagai upaya meningkatkan kreativitas dan nilai ekonomi masyarakat lokal, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Unipma Madiun (Universitas PGRI Madiun)  melaksanakan program sosialisasi inovatif: pembuatan brownies bekatul cokelat di Desa Sumbergandu, Kecamatan Pilangkenceng, Kabupaten Madiun pada (29/11/2025).

Kegiatan ini mendapat antusiasme luar biasa dari warga, dihadiri oleh sekitar 60 peserta yang terdiri dari ibu-ibu PKK dan pemuda karang taruna.
Sosialisasi ini berfokus pada pemanfaatan bekatul (lapisan ari beras) yang selama ini lebih dikenal sebagai limbah atau bahan pakan ternak. 

Padahal, bekatul memiliki kandungan gizi sangat tinggi, seperti serat pangan (mencapai 10−15 persen dari berat kering), mineral, dan vitamin B kompleks. Potensi bekatul sebagai bahan pangan sehat bernilai ekonomis inilah yang diangkat oleh tim KKN.

Untuk memastikan transfer ilmu yang efisien, mahasiswa KKN memilih metode non-demonstrasi langsung. Mereka menayangkan video tutorial pembuatan brownies bekatul secara komprehensif, mulai dari persiapan bahan, proses pencampuran, hingga tahap pengovenan. 

Video ini memberikan gambaran teknis yang jelas dan mudah dipahami. Selama pemutaran video, warga tampak menyimak dengan penuh perhatian dan aktif mengajukan pertanyaan teknis terkait substitusi bahan dan teknik pemanggangan.

Puncak kegiatan adalah sesi pencicipan hasil akhir. Mahasiswa KKN menunjukkan dan mempersilakan warga mencicipi brownies bekatul cokelat yang telah dibuat sebelumnya. Banyak peserta yang mengaku terkejut karena tekstur dan cita rasanya tidak kalah lezat dari brownies pada umumnya, bahkan memiliki aroma khas yang unik dan rasa nutty yang khas.

Ketua kelompok KKN, Ayub Al Ansori, menyampaikan bahwa program ini dirancang agar masyarakat dapat melihat potensi bahan lokal yang sering terabaikan. Ayub juga menjelaskan bahwa bekatul jauh lebih murah dibandingkan tepung terigu kualitas premium, yang otomatis menekan biaya produksi dan memaksimalkan margin keuntungan bagi usaha rumahan.

“Kami ingin memperlihatkan bagaimana bahan sederhana seperti bekatul dapat diolah menjadi produk pangan inovatif bernilai tinggi. Harapan kami, masyarakat dapat menjadikan brownies bekatul ini sebagai peluang usaha rumahan yang mudah diterapkan dan cepat menghasilkan,” ujar Ayub.

Antusiasme warga semakin terlihat ketika beberapa peserta menyampaikan ketertarikan untuk mencoba membuatnya di rumah. Ibu Siti, salah satu peserta sosialisasi, menuturkan, “Kegiatan ini sungguh membuka wawasan baru bagi kami. Selama ini kami hanya mengenal bekatul sebagai pakan ternak, ternyata bahan tersebut dapat dijadikan kue yang enak, sehat, dan berpotensi mendatangkan keuntungan yang menjanjikan," paparnya.

Di akhir kegiatan, mahasiswa KKN memberikan penjelasan tambahan mengenai potensi pemasaran produk, strategi pengemasan yang menarik, serta rencana tindak lanjut. Tim KKN merencanakan pendampingan intensif selama dua minggu pasca-sosialisasi, berfokus pada pelatihan food safety (keamanan pangan) dan bantuan desain kemasan sederhana yang menarik untuk pasar lokal.

Pemerintah desa menyambut baik inisiatif ini. Sekretaris Desa Sumbergandu, Bapak Wahyu dalam sambutannya, menyampaikan dukungan penuh. “Inovasi ini adalah langkah awal yang luar biasa. Kami berharap inovasi brownies bekatul ini dapat menjadi motor penggerak ekonomi kreatif desa dan menginspirasi warga untuk terus mengembangkan potensi lokal secara mandiri dan berkelanjutan,” ungkapnya.

Dengan adanya sosialisasi ini, masyarakat Sumbergandu kini memiliki bekal ilmu baru untuk menggali potensi bahan pangan lokal dan mengolahnya menjadi produk bernilai jual, membuktikan bahwa inovasi sederhana dapat memberikan dampak nyata bagi kesejahteraan masyarakat. (*)