Mahasiswa Polbangtan Malang Dampingi Program Hilirisasi Perkebunan Kopi dan Jambu Mete di NTT
Delapan mahasiswa Polbangtan Malang menuju Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk melakukan pendampingan program nasional hilirisasi perkebunan untuk komoditas kopi dan jambu mete yang digagas Kemen
KUPANG Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menegaskan bahwa hilirisasi merupakan langkah strategis untuk meningkatkan nilai tambah komoditas perkebunan Indonesia.
“Selama ini kita kuat di sektor hulu, tetapi hilirnya masih perlu didorong dan dioptimalkan. Kementan berkomitmen membangun sistem hilirisasi yang tidak hanya menekan impor, tetapi juga membuka lapangan kerja dan menyejahterakan petani,” ujar Menteri Amran.
Senada dengan Mentan, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti menegaskan pentingnya peran generasi muda dalam mewujudkan swasembada pangan berkelanjutan dan hilirisasi produk pertanian. la menyoroti tantangan regenerasi petani, penyusutan lahan, dan rendahnya minat anak muda di sektor pertanian.
"Petani muda bukan hanya penerus, tapi pionir dan inovator. Mereka harus melihat pertanian sebagai profesi masa depan yang modern dan menjanjikan," ujarnya.
Sebagai tindak lanjut arahan Kementan, delapan mahasiswa Program Studi Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Malang yang didampingi satu dosen pendamping resmi diberangkatkan pada Rabu, 12 November 2025, menuju Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Kegiatan ini merupakan bagian dari program nasional hilirisasi perkebunan untuk komoditas kopi dan jambu mete yang digagas Kementerian Pertanian.
Rombongan mahasiswa yang dipimpin oleh Bekti Indraningsih tersebut melakukan koordinasi awal dengan tim dari Direktorat Jenderal Perkebunan (Ditjenbun) serta Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi NTT sebelum diterjunkan ke kabupaten lokasi pendampingan.
Mahasiswa Polbangtan Malang dibagi menjadi dua tim sesuai fokus komoditas: Tim Kopi dan Tim Jambu Mete. Kedua tim diberangkatkan menuju tiga wilayah sasaran, yaitu Kabupaten Ngada, Kabupaten Ende, dan Kabupaten Manggarai, untuk melakukan koordinasi teknis dengan Dinas Pertanian masing-masing daerah.
Di Kabupaten Ende, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Gadir Ibrahim Dean menegaskan komitmen untuk menyukseskan hilirisasi perkebunan melalui sinergi antara Ditjenbun, Polbangtan Malang, Dinas Kabupaten, serta petugas lapangan.
“Kegiatan hilirisasi perkebunan ini harus sukses. Kuncinya ada pada koordinasi yang kuat antar tim. Kami juga menyampaikan terima kasih atas stimulan HOK untuk petani pelaksana,” ujar Gadir dalam pertemuan bersama Tim Kopi dan Jambu Mete dari Polbangtan Malang.
Di waktu yang sama, Tim Kopi yang ditugaskan di Kabupaten Ngada juga melaksanakan koordinasi dengan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Ngada sebagai langkah awal sebelum turun langsung mengawal kegiatan di lapangan.
Tim mahasiswa Koordinasi di Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten bergerak menuju Kabupaten Manggarai. Mereka diterima oleh Sekretaris Dinas, Kepala Bidang Perkebunan, dan jajaran Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Manggarai.
Pihak dinas menjelaskan bahwa pusat kegiatan hilirisasi jambu mete akan diprioritaskan di Kecamatan Satarmese, Satarmese Barat, dan Reo, dengan total luas mencapai 700 hektare. Tim mahasiswa diminta siap menghadapi tantangan medan di wilayah pegunungan dan keterbatasan akses transportasi.
Pada 15 November 2025, seluruh tim mahasiswa resmi mulai melakukan pendampingan lapangan secara serentak di tiga kabupaten tersebut.
Mahasiswa Siap Kawal Kegiatan Hilirisasi di Lapangan
Dosen pendamping, Bekti Indraningsih menegaskan bahwa mahasiswa memiliki tanggung jawab penting dalam pengawalan teknis di lapangan sesuai CPCL.
“Mahasiswa akan melakukan pendampingan mulai dari persiapan lahan seperti pengajiran dan pembuatan lubang tanam, penerimaan bibit, proses penanaman, hingga pengumpulan data, informasi, dan kelengkapan administrasi selama kegiatan berlangsung,” jelasnya.
Kegiatan pendampingan mahasiswa Polbangtan Malang di NTT ini menjadi implementasi nyata kolaborasi pemerintah pusat, daerah, dan institusi pendidikan dalam mendukung program hilirisasi perkebunan nasional. Dengan keterlibatan aktif mahasiswa dan penguatan koordinasi lintas lembaga, diharapkan pengembangan komoditas kopi dan jambu mete di Nusa Tenggara Timur dapat meningkat secara berkelanjutan dan memberi manfaat langsung bagi petani. (*)
Apa Reaksi Anda?