Mengenal Perbedaan Kurikulum Pendidikan Kedokteran Antara FK Unisma dan IMS MSU Malaysia
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Malang (FK UNISMA) baru-baru ini melakukan study visit ke International Medical School, Management & Science University (IMS MSU)

TIMESINDONESIA, MALANG – Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Malang (FK UNISMA) baru-baru ini melakukan study visit ke International Medical School, Management & Science University (IMS MSU), Malaysia. Kegiatan ini menjadi wadah pertukaran informasi sekaligus pengalaman baru dalam memahami bagaimana kurikulum pendidikan kedokteran dijalankan di tingkat internasional.
Dalam kunjungan tersebut, mahasiswa diperkenalkan dengan sistem pendidikan kedokteran di MSU yang berfokus pada pengembangan kompetensi global. Beberapa hal yang ditekankan antara lain profesionalisme dokter, pemahaman hukum kedokteran (medical jurisprudence), serta keselamatan pasien (patient safety) yang ditanamkan secara berkesinambungan sejak awal pendidikan.
Sementara itu, FK UNISMA memiliki ciri khas tersendiri. Landasan kurikulumnya adalah nilai Islam Ahlussunnah Wal Jama’ah, dengan tujuan mencetak dokter yang tidak hanya kompeten dan profesional, tetapi juga berakhlak mulia, siap mengabdi di layanan primer maupun sekunder, serta tanggap dalam penelitian dan penanggulangan bencana.
INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id
Struktur pendidikan di IMS MSU berlangsung selama lima tahun, terbagi menjadi dua tahun preklinik dan tiga tahun klinik, mengacu pada standar Malaysian Medical Council (MMC). Sedangkan di FK UNISMA, mahasiswa menempuh empat tahun tahap preklinik, dilanjutkan dua tahun pendidikan profesi, dan satu tahun internship sesuai Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI).
Pada fase preklinik, kedua institusi sama-sama menekankan dasar-dasar kedokteran melalui blok sistem organ seperti kardiovaskular, pernapasan, hingga sistem saraf. Bedanya, IMS MSU menggunakan case-based learning dengan penilaian berupa seminar, kuis, logbook, hingga OSCE. Sementara FK UNISMA menerapkan pendekatan SPICES (Student-centered, Problem-based, Integrated, Community-based, Elective, Systematic) dengan PBL, praktikum, clinical skill lab, dan integrasi nilai Islam di setiap blok.
Memasuki tahap klinik, mahasiswa IMS MSU ditempatkan di berbagai rotasi seperti Medicine, Surgery, Pediatrics, Obstetrics & Gynecology, hingga Psychiatry. Di sisi lain, mahasiswa FK UNISMA menjalani pendidikan profesi di rumah sakit dan puskesmas dengan berbagai metode pembelajaran, mulai dari bedside teaching hingga laporan kasus, sebelum menghadapi ujian kompetensi nasional (UKMPPD).
Pengalaman langsung ini memberikan wawasan baru bagi mahasiswa FK UNISMA. IMS MSU menawarkan kurikulum yang ringkas dan berorientasi global, sementara FK UNISMA menguatkan identitas dengan nilai keislaman, pendekatan komunitas, dan kedalaman farmakologi. Meski berbeda, keduanya memiliki tujuan sama: membentuk dokter yang kompeten, humanis, dan siap menghadapi tantangan kesehatan masyarakat. (*)
Referensi:
Management & Science University. (2018). Student Handbook MBBS: Academic Session 2018/2019 – Rules and Academic Regulations. MSU eKlas.
INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id
*) Pewarta: Labiba, A. Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Malang (UNISMA)
Apa Reaksi Anda?






