Menteri PU Bongkar Arah Kebijakan Infrastruktur, Fokus Pembangunan Daerah
Universitas Airlangga Surabaya (Unair Surabaya) menggelar dialog ketahanan pembangunan nasional sebagai rangkaian Dies Natalis ke-71 di Aula Garuda Mukti, Kampus Merr-C, Sabtu (15/11/2025).
SURABAYA Universitas Airlangga Surabaya (Unair Surabaya) menggelar dialog ketahanan pembangunan nasional sebagai rangkaian Dies Natalis ke-71 di Aula Garuda Mukti, Kampus Merr-C, Sabtu (15/11/2025).
Dialog ini secara khusus menghadirkan Menteri Pekerjaan Umum (PU) Republik Indonesia Ir Dody Hanggodo MPE pada sesi studium generale (kuliah umum).
Dialog tersebut bertujuan untuk memahami arah kebijakan infrastruktur yang mendorong pemerataan pembangunan nasional.
Dalam pemaparannya, Dody Hanggodo menegaskan, bahwa ketahanan nasional tidak dapat hanya bergantung pada kekuatan militer atau ekonomi saja.
Menurutnya, negara yang tangguh harus mampu menjamin ketersediaan pangan, energi, serta pemerataan pembangunan antardaerah.
“Prinsip itu sejalan dengan amanat sila kelima Pancasila dan arah pembangunan nasional dalam Asta Cita,” ujar Dody, Sabtu (15/11/2025).
Dalam hal ini, ia menekankan pentingnya membangun infrastruktur sebagai instrumen pembangunan berbasis moral.
Ia menyatakan bahwa semua pembangunan harus memastikan akses, kesetaraan, dan kesempatan ekonomi bagi semua orang.
“Infrastruktur bukan hanya struktur beton, tetapi tanda harapan bangsa. Kementerian Pekerjaan Umum memimpin sektor infrastruktur untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan daya saing nasional,” tuturnya.
Orientasi pemerataan infrastruktur Kementrian PU saat ini hingga ke daerah, ia menguraikan empat ruang lingkup kerja utama kementeriannya, yaitu sumber daya air, bina marga, cipta karya, dan prasarana strategis yang mulai dijalankan pada 2025.
Seluruh program tersebut, menurutnya, lahir dari semangat pemerintah untuk memastikan bahwa pembangunan tidak hanya terkonsentrasi di kota besar.
“Kementerian Pekerjaan Umum akan terus menjaga arah pembangunannya serta infrastruktur untuk alat pemersatu bangsa. Pembangunan infrastruktur tidak hanya berhenti pada bangunan itu sendiri, tapi untuk kolaborasi bangsa Indonesia,” tuturnya.
Dody juga menyatakan peran penting akademisi dalam menjaga kualitas arah pembangunan nasional.
Ia menegaskan bahwa keterlibatan perguruan tinggi diperlukan untuk memastikan setiap kebijakan infrastruktur berjalan sesuai prinsip moral dan kebutuhan masyarakat.
Selain itu, ia menyebut bahwa kajian ilmiah dari kampus menjadi landasan penting agar pembangunan tetap relevan.
“Peran akademisi sangat besar, karena pembangunan tidak boleh kehilangan moralnya dan harus terus dijaga kualitasnya agar tetap up to date,” ujarnya.
Dody menjelaskan, ketahanan bangsa bertumpu pada infrastruktur yang merata dan berorientasi jangka panjang. Ia berharap seluruh pembangunan yang dijalankan menjadi warisan bagi generasi mendatang.(*)
Apa Reaksi Anda?