Menyapa dengan Senyum: Polwan Probolinggo Rayakan HUT ke-77 Lewat Aksi Sosial dan Religi
Rabu (27/8/2025) pagi, langit Kraksaan, Kabupaten Probolinggo, Jatim, tampak cerah. Di tengah hiruk-pikuk kota, sekelompok perempuan berseragam cokelat muda berjalan beriringan menuju Masjid Agung…

TIMESINDONESIA, PROBOLINGGO – Rabu (27/8/2025) pagi, langit Kraksaan, Kabupaten Probolinggo, Jatim, tampak cerah. Di tengah hiruk-pikuk kota, sekelompok perempuan berseragam cokelat muda berjalan beriringan menuju Masjid Agung Ar-Raudloh, kota setempat. Mereka bukan sekadar aparat penegak hukum. Mereka adalah Polisi Wanita atau Polwan Polres Probolinggo, Jatim.
Mereka tengah menyambut Hari Jadi ke-77 Polwan Republik Indonesia dengan cara yang berbeda: menyapa masyarakat lewat aksi sosial dan religi.
Dipimpin oleh AKP Rini Ifo Nila Krisna, Kapolsek Bantaran yang dikenal ramah dan tegas, sebanyak 18 Polwan membawa paket sembako dan peralatan kebersihan. Senyum mereka mengiringi langkah, bukan hanya sebagai simbol tugas, tetapi juga kepedulian.
“Kami ingin hadir bukan hanya saat masyarakat butuh perlindungan, tapi juga saat mereka butuh uluran tangan,” ujar AKP Nila sambil menyerahkan bantuan kepada pengurus masjid.
Tak lama berselang, rombongan melanjutkan perjalanan ke Gereja Kristen Jawi Wetan. Di sana, suasana hangat tercipta saat para Polwan menyapa pengurus gereja dan menyerahkan bantuan serupa. Tak ada sekat, tak ada perbedaan. Hanya semangat toleransi yang menyatukan.
“Kami bagian dari masyarakat. Tugas kami bukan hanya menjaga keamanan, tapi juga merawat keharmonisan,” tambah AKP Nila.
Di Taman Makam Pahlawan, momen haru terjadi. Seorang petugas kebersihan menerima sembako dengan mata berkaca-kaca. Tak lama kemudian, seorang pengemudi ojek online wanita yang kebetulan melintas diberhentikan. Ia sempat terkejut, namun senyumnya merekah saat menerima bantuan.
“Terima kasih ibu-ibu Polwan. Semoga semakin sukses dan jaya selalu,” ucapnya lirih.
Aksi ini bukan sekadar rutinitas tahunan. Bagi Polwan Polres Probolinggo, ini adalah bentuk nyata dari semangat Bhakti kepada Negeri. Di usia ke-77, mereka ingin menunjukkan bahwa kekuatan Polwan bukan hanya terletak pada seragam dan kewenangan, tetapi juga pada kelembutan hati dan ketulusan aksi.
Dan hari itu, di sudut-sudut Kraksaan, senyum-senyum kecil pun bermekaran—sebagai hadiah ulang tahun yang paling indah. (*)
Apa Reaksi Anda?






