Pelajar Berdaya, Masa Depan Terjaga: KSM-T UNISMA Gelar Sosialisasi Pencegahan Pernikahan Dini

Pernikahan dini masih menjadi salah satu persoalan serius di Indonesia. Tidak hanya berdampak pada kesehatan reproduksi remaja, tetapi juga berimplikasi terhadap putus sekolah, keterbatasan kesempatan…

September 1, 2025 - 16:30
Pelajar Berdaya, Masa Depan Terjaga: KSM-T UNISMA Gelar Sosialisasi Pencegahan Pernikahan Dini

TIMESINDONESIA, MALANG – Pernikahan dini masih menjadi salah satu persoalan serius di Indonesia. Tidak hanya berdampak pada kesehatan reproduksi remaja, tetapi juga berimplikasi terhadap putus sekolah, keterbatasan kesempatan kerja, hingga lingkaran kemiskinan.

Terkait dengan permasalahan itu, mahasiswa Kuliah Sarjana Mengabdi Tematik (KSM-T) Universitas Islam Malang (UNISMA) tergerak untuk melaksanakan sosialisasi pencegahan pernikahan dini di tiga sekolah: SMAN 1 Tumpang, SMK Multimedia Tumpang, dan SMPN 1 Tumpang.

Kegiatan ini berlangsung di akhir Agustus 2025, di bawah bimbingan Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Fahrurrozi Rahman, S.E., M.M

Program ini menjadi wujud nyata kontribusi mahasiswa UNISMA dalam mendukung agenda pendidikan karakter di sekolah sekaligus memperkuat pemahaman remaja tentang pentingnya menunda pernikahan hingga usia matang.

Melacak Jutaan Generasi: Data Prevalensi Pernikahan Dini

Menurut data BPS per tahun 2025, persentase perempuan berusia 20–24 tahun yang telah menikah sebelum usia 18 di Jawa Timur mencapai 7,78 %, tertinggi kedua di Pulau Jawa setelah Jawa Tengah (6,13 %). Secara nasional, angka pernikahan di bawah umur sedikit menurun, dari 11,2 % pada 2018 menjadi target 8,74 % pada 2024 sesuai RPJMN ResearchGateJurnal UNNES. Namun, penurunan tersebut dianggap masih lambat, dengan hanya penurunan 3,5 % dalam satu dekade.

Sementara itu, BKKBN Jawa Timur mencatat 12.334 kasus dispensasi nikah pada 2023—yang berarti 24.668 anak menikah sebelum usia legal (dengan dispensasi) Suara Surabaya. Data juga menunjukkan bahwa ada sekitar 3.000 janda usia sekolah (JUS) akibat perceraian dari pernikahan dini—sekitar 80 % dari pernikahan anak tersebut berakhir cerai Radar Surabaya. Data ini menyiratkan bahwa meskipun ada penurunan, praktik pernikahan dini tetap mengancam generasi muda—baik dari perspektif kesehatan, pendidikan, maupun kesejahteraan psikologis.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

SMAN 1 Tumpang: Membentuk Karakter, Menghindari Keputusan Tergesa

Di SMAN 1 Tumpang, sosialisasi yang digelar mendapat sambutan hangat dari pihak sekolah. Widodo, Wakil Kepala Sekolah SMAN 1 Tumpang, menuturkan bahwa kegiatan serupa sebelumnya baru sebatas sosialisasi antikorupsi, sedangkan topik pernikahan dini belum pernah disentuh.

“Untuk pernikahan dini, ini belum pernah tersosialisasi. Karena itu, kami sangat berterima kasih kepada mahasiswa UNISMA yang telah memberikan perhatian dan waktu mereka untuk anak-anak kami,” ujar Widodo.

Ia menambahkan, pentingnya edukasi pernikahan dini bukan hanya soal aturan usia, melainkan juga penanaman karakter dan pemahaman akan tanggung jawab. “Tugas utama anak-anak usia sekolah adalah belajar dan mencari pengalaman hidup yang positif. Dengan sosialisasi ini, mereka mendapat pemahaman lebih jelas bahwa pernikahan bukanlah pilihan terburu-buru, apalagi jika belum cukup umur,” tegasnya.

Widodo berharap kegiatan ini dapat terus berlanjut dengan tema lain yang relevan, seperti kesehatan remaja, bahaya merokok, hingga perencanaan masa depan setelah lulus.

SMK Multimedia Tumpang: Relevan untuk Siswa Kelas 12

Sementara itu, di SMK Multimedia Tumpang, kegiatan sosialisasi terasa begitu relevan, khususnya bagi siswa kelas 12 yang akan segera lulus. Menurut Hanif, salah satu pengajar di sekolah tersebut, kegiatan ini menyentuh persoalan nyata yang kerap dihadapi remaja.

“Bagi siswa kelas 12 yang sebentar lagi lulus, mereka rentan terhadap keputusan-keputusan besar, termasuk pernikahan dini. Sosialisasi ini penting agar mereka lebih siap menghadapi masa depan tanpa harus tergesa mengambil langkah yang bisa berisiko bagi hidup mereka,” jelas Hanif.

Hanif menilai bahwa materi yang dibawakan mahasiswa UNISMA sederhana, komunikatif, dan mudah dipahami siswa. Lebih dari sekadar penyuluhan, kegiatan ini dianggap sebagai bentuk pendampingan moral yang jarang didapatkan dari kegiatan akademik sehari-hari. “Harapan kami, kegiatan ini berdampak nyata dan membuat siswa semakin mantap mengejar pendidikan dan karier, bukan terjebak pada pernikahan dini,” tambahnya.

KSM-Unisma.jpg

SMPN 1 Tumpang: Pendidikan Karakter Sosialisasi dari Anggota KSM-T Bersama SSK

Di tingkat SMP, isu pernikahan dini dinilai tak kalah mendesak. Herlin, guru IPS sekaligus pendamping Sekolah Siaga Kependudukan (SSK) SMPN 1 Tumpang, mengungkapkan bahwa sosialisasi ini sejalan dengan visi pembinaan karakter di sekolahnya.

“Pernikahan dini memang sangat penting untuk dikenalkan sejak dini. Anak-anak SMP berada di fase rawan pergaulan bebas, sehingga mereka perlu tahu dampaknya. Dengan sosialisasi ini, mereka diingatkan bahwa prioritas utama adalah belajar dan mempersiapkan masa depan,” kata Herlin.

Ia menilai kegiatan KSM-T UNISMA tidak hanya meringankan beban sekolah dalam menjalankan program pembinaan, tetapi juga memberi contoh sinergi nyata antara kampus dan sekolah. “Kami berharap kegiatan ini bisa menjadi awal kerja sama jangka panjang, sehingga siswa mendapat edukasi yang berkelanjutan dari berbagai aspek,” ujarnya penuh harap.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

Inspirasi dari Kampus untuk Generasi Bangsa

Program sosialisasi pencegahan pernikahan dini oleh mahasiswa UNISMA ini menjadi bukti nyata bahwa kontribusi perguruan tinggi tidak berhenti di ruang kuliah. Melalui kegiatan pengabdian masyarakat, mahasiswa tidak hanya melatih keterampilan komunikasi dan kepemimpinan, tetapi juga menanamkan nilai kemanusiaan dengan menjaga generasi muda dari ancaman pernikahan dini.

Fahrurrozi Rahman, S.E., M.M, selaku Dosen Pembimbing Lapangan, menegaskan bahwa kegiatan mahasiswa KSM-T di Tumpang merupakan bentuk implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi. “Kami ingin mahasiswa tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga hadir di tengah masyarakat sebagai agen perubahan. Sosialisasi ini sederhana, tetapi dampaknya bisa luar biasa karena menyentuh langsung kehidupan siswa,” ungkapnya.

Menjaga Masa Depan, Menolak Pernikahan Dini

Dengan semangat “Pelajar Berdaya, Masa Depan Terjaga,” KSM-T UNISMA berupaya memberikan inspirasi positif kepada pelajar Tumpang. Melalui edukasi yang persuasif, mereka mengajak siswa untuk menunda pernikahan, fokus belajar, dan menyiapkan masa depan dengan lebih matang.

Kegiatan ini sekaligus membuka ruang kolaborasi baru antara perguruan tinggi dan sekolah untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang mendukung pembangunan karakter. Dengan kesinambungan program serupa, diharapkan semakin banyak generasi muda yang terlindungi dari risiko pernikahan dini dan siap menyongsong masa depan dengan penuh harapan. (*)

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

*)Pewarta: Shiva Nailul Muna, Mahasiswa KSM-T Kelompok 3 Universitas Islam Malang (UNISMA)

Apa Reaksi Anda?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow