Penolakan Perubahan Fateta IPB Jadi Sekolah Teknik, Mendiktisaintek: Fakultas Hingga Prodi, Bicarakan Baik-baik
Fakultas Teknologi Pertanian (Fateta) IPB akan berubah menjadi Sekolah Teknik, hal ini menuai penolakan dari para alumni senior hingga para mahasiswa.

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Fakultas Teknologi Pertanian (Fateta) IPB akan berubah menjadi Sekolah Teknik, hal ini menuai penolakan dari para alumni senior hingga para mahasiswa.
Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Brian Yuliarto ikut buka suara. Ia mengaku sudah berbicara dengan Rektor IPB Arif Satria terkait polemik tersebut.
“Saya sudah bicara dengan Pak Rektor, Pak Arif. Nanti difasilitasi lah, artinya komunikasi dilakukan bersama-sama, dan Pak Rektor menyampaikan beliau akan mengundang semua pihak untuk sama-sama dibicarakan baik-baik,” kata Brian di sela-sela rapat bersama Komisi X DPR, dikutip, Kamis (3/7/25).
Ketika ditanya, apakah SK Rektor terkait perubahan tersebut akan dievaluasi, Brian menyatakan bahwa hal tersebut merupakan ranah kampus.
“Itu kan di tingkat kampus, jadi kampus akan melakukan diskusi dialog dan komunikasi. Supaya bersama-sama lah dalam rangka memajukan kampus,” ungkap Brian.
“Intinya bersama-sama, teman-teman IPB, Pak Rektor akan berdiskusi bersama-sama: guru besar, fakultas, Prodi, dan lain sebagainya,” tegas Guru Besar Fakultas Teknologi Industri ITB ini.
Lebih lanjut, sebagai Mendiktisaintek, Brian menekankan, ia menaruh perhatian khusus kepada setiap permasalahan di kampus baik swasta maupun negeri se-Indonesia.
“Tentu semua permasalahan di kampus, kita atensi ya,” pungkas Brian.
Sebelumnya, Ketua Komisi X DPR Hetifah Sjaifudian menilai sebenarnya Fateta IPB memiliki posisi strategis sebagai garda depan dalam pengembangan teknologi pertanian dan agroindustri meskipun muncul kekhawatiran (khususnya dari para alumni senior Fateta) terhadap hilangnya identitas keilmuan dengan melebur ke dalam struktur umum engineering.
“Terkait kebijakan perubahan nomenklatur atau reposisi akademik (Fateta menjadi School of Engineering ini) menurut saya, tetap harus didasarkan pada kajian ilmiah yang kuat, relevansi masa depan, dan tetap menghormati nilai historis serta karakter keilmuan yang telah lama melekat,” ujar Hetifah.
Sementara itu, beberapa waktu lalu, Ketua Umum Himpunan Alumni Fateta IPB (HAF), Luhur Budijarso, menegaskan bahwa Fateta dan para alumninya berada di garis depan dalam mendorong sinergi antara riset, inovasi teknologi, dan kebutuhan nyata di lapangan. Pernyataan ini menyikapi betapa pentingnya Fateta dibanding berubah menjadi sekolah teknik.
“Saat ini kita menghadapi tantangan yang luar biasa besar dan pemerintah, Pak Prabowo melalui Asta Cita menekankan betapa pertanian ini menjadi garda terdepan,” ujar Luhur di sela Diskusi Akademik di IPB Convention Centre, Senin (10/6/25).
Apa Reaksi Anda?






