Pertemuan Langka Dua Ulama Besar, TGB dan UAS Teguhkan Ukhuwah Islamiyah di Lombok

Momen langka dan penuh makna terjadi di Narmada, Lombok Barat, ketika dua ulama besar Indonesia, Dr. Tuan Guru Bajang (TGB) Muhammad Zainul Majdi dan Prof. Dr. H. Abdul Somad alias UAS, bertemu dalam…

Mei 26, 2025 - 10:30
Pertemuan Langka Dua Ulama Besar, TGB dan UAS Teguhkan Ukhuwah Islamiyah di Lombok

TIMESINDONESIA, LOMBOK TIMUR – Momen langka dan penuh makna terjadi di Narmada, Lombok Barat, ketika dua ulama besar Indonesia, Dr. Tuan Guru Bajang (TGB) Muhammad Zainul Majdi dan Prof. Dr. H. Abdul Somad alias UAS, bertemu dalam suasana penuh kehangatan dan persaudaraan.

Pertemuan dua sahabat yang sama-sama alumni Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir ini menjadi teladan nyata ukhuwah islamiyah dan ukhuwah wathaniyah. 

Keduanya menunjukkan bagaimana silaturahmi para pejuang dakwah Ahlus Sunnah wal Jamaah (Aswaja) tetap terjaga dalam bingkai ilmu, adab, ketulusan, dan rasa saling menghormati.

UAS Ulama dengan Sanad Ilmu yang Bernas

TGB mengungkapkan rasa hormat dan bangganya atas kunjungan sahabatnya, UAS, yang sedang melakukan rihlah dakwah ke Pulau Lombok.

"Yang sama-sama kita hormati dan muliakan, sahabat saya, saudara saya, Prof. Dr. Abdul Somad. Kita doakan mudah-mudahan beliau dan semua yang mendampingi rihlah dakwahnya di Lombok dan di tempat-tempat yang lain selalu dalam perlindungan Allah SWT," ucap TGB, pada acara Tabligh Akbar di Ponpes Darul Hikmah NWDI Tanak Beak, Narmada, Lombok Barat, Sabtu (24/5/2025) malam.

TGB juga menyoroti pentingnya sanad dalam menuntut ilmu, dan menyebut bahwa UAS adalah sosok ulama yang memiliki garis keilmuan yang jelas dan bernas, terutama sejak masa pendidikannya di Al-Azhar.

"Salah satu karakteristik ulama yang lahir dari rahim Al-Azhar adalah konsisten dalam konsep Islam wasathiyah. Wasathiyah itu artinya beragama dengan ilmu," tegas TGB, yang juga Ketua Organisasi Internasional Alumni Al-Azhar (OIAA) Indonesia.

Pertemuan yang Menghadirkan Kebaikan

Sementara itu, UAS juga menyampaikan kebahagiaannya bisa kembali bertemu dengan TGB setelah sekian lama. Ia menyebut pertemuan tersebut sebagai momen yang membawa keberkahan.

"Saya sudah lama tidak bertemu dengan Tuan Guru Bajang. Kalau kata orang Arab, ‘orang yang sibuk tidak boleh diganggu.’ Alhamdulillah, bertemunya di sini, di Darul Hikmah. Tempat bertemunya semua kebaikan," ujar UAS.

UAS juga mengungkapkan kekagumannya terhadap jejak perjuangan dakwah ulama-ulama besar Nusantara yang berasal dari Madrasah Al-Saulatiyah, salah satunya adalah Maulana Syaikh TGKH Zainuddin Abdul Madjid, pendiri Nahdlatul Wathan.

"Setelah beliau pulang dari menuntut ilmu, berdirilah satu lembaga besar yang kita kenal sebagai Nahdlatul Wathan," tutur UAS.

Dalam ceramahnya, UAS juga menceritakan pengalamannya berdakwah di Lombok Tengah sehari sebelumnya. 

Di sana, ia mendengar langsung dari tokoh agama setempat bagaimana Maulana Syaikh Zainuddin Abdul Madjid memperkokoh pondasi keislaman di daerah tersebut.

"Sebelum Maulana Syaikh datang, masyarakat belum sempurna dalam menjalankan Islam. Kemudian beliau datang, berdakwah, mengirimkan da’i-da’inya, dan dakwah Islam pun berkembang sampai hari ini, sampai hari kiamat," jelasnya.

Teladan Ukhuwah dan Dakwah

Pertemuan antara TGB dan UAS ini tidak hanya menjadi penguat semangat dakwah, tetapi juga menjadi simbol persatuan umat di tengah tantangan zaman. 

Kedua tokoh besar ini menunjukkan bahwa ilmu dan adab adalah fondasi utama dalam membangun peradaban Islam yang rahmatan lil ‘alamin.

Dengan pertemuan TGB dan UAS ini, masyarakat di Lombok dan umat Islam Indonesia mendapatkan contoh nyata bagaimana dua ulama besar bisa bersatu dalam dakwah, saling menghormati, dan bersama menebar cahaya Islam yang moderat dan berilmu. (*)

Apa Reaksi Anda?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow