PMI Jember Normalisasi Sumur Warga Terdampak Banjir di Pakusari dan Kaliwates

Bencana banjir yang melanda Kabupaten Jember pada Senin sore hingga malam (15/12/2025) berdampak pada terganggunya sanitasi dan ketersediaan air bersih bagi warga.

Desember 17, 2025 - 17:00
PMI Jember Normalisasi Sumur Warga Terdampak Banjir di Pakusari dan Kaliwates

JEMBER

Bencana banjir yang melanda Kabupaten Jember pada Senin sore hingga malam (15/12/2025) berdampak pada terganggunya sanitasi dan ketersediaan air bersih bagi warga.

Luapan air dari sejumlah sungai besar, antara lain Sungai Bedadung, Kalijompo, dan Sungai Mayang, merendam permukiman di sembilan kecamatan.

Selain itu, banjir juga menyebabkan sumber air bersih warga terdampak.

Tercatat sebanyak 19 desa dan kelurahan melaporkan sumur warga tidak lagi layak digunakan akibat tercemar lumpur dan limbah banjir.

Menindaklanjuti kondisi tersebut, Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Jember melalui Tim WASH (Water, Sanitation, and Hygiene) melakukan aksi normalisasi sumur warga pada Rabu (17/12/2025).

Kegiatan ini difokuskan pada pemulihan 11 sumur di Kecamatan Pakusari dan Kecamatan Kaliwates.

Kepala Markas PMI Jember, Imam Muslim, yang memimpin langsung kegiatan di lapangan, mengatakan bahwa tim dikerahkan secara simultan untuk mempercepat pemulihan akses air bersih bagi masyarakat.

“Kami mengerahkan sepuluh personel yang dibagi menjadi dua tim. Empat personel bertugas di Pakusari dan enam lainnya di Kelurahan Kepatihan, Kaliwates. Prioritas kami adalah sumur-sumur yang menjadi sumber utama kebutuhan rumah tangga warga,” ujar Imam Muslim.

Ia menjelaskan, proses normalisasi sumur dilakukan sesuai prosedur kesehatan dan sanitasi, yang meliputi pengurasan air menggunakan mesin pompa berkapasitas besar, pembersihan dinding sumur dari endapan lumpur, serta pemberian kaporit dengan takaran yang disesuaikan untuk menekan potensi bakteri berbahaya.

Sementara itu, Ketua PMI Kabupaten Jember, Zainollah, menegaskan bahwa langkah tersebut merupakan upaya pencegahan terhadap risiko penyakit pascabanjir.

“Air bersih merupakan kebutuhan dasar yang sangat mendesak. Jika sumur yang tercemar tetap digunakan tanpa proses sterilisasi, akan muncul risiko penyakit berbasis air seperti diare, disentri, hingga gangguan kulit. Kami berupaya mencegah hal tersebut,” kata Zainollah.

Berdasarkan laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jember, banjir dipicu oleh intensitas hujan tinggi yang disertai angin kencang sejak Senin (15/12/2025) pukul 11.00 WIB.

Meningkatnya debit air menyebabkan sejumlah sungai meluap ke permukiman, termasuk Sungai Bedadung, Sungai Rembangan, Sungai Gila, dan Sungai Dinoyo.

Selain merendam ribuan rumah dan mencemari sumber air bersih, cuaca ekstrem tersebut juga mengakibatkan tanah longsor serta pohon tumbang di beberapa titik wilayah Jember.

Hingga kini, PMI Jember masih melakukan asesmen lanjutan di wilayah lain untuk memastikan kebutuhan air bersih warga terdampak dapat terpenuhi. (*)

Apa Reaksi Anda?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow