Rawat Kecantikan Lewat Alam, Dosen FT UNJ Gencarkan Pelatihan Kosmetik Berbasis Bahan Alami Bagi Masyarakat di Singasari Bogor
Di tengah hamparan sawah yang luas dan kesuburan tanahnya yang melimpah, Desa Singasari di Kecamatan Jonggol,

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Di tengah hamparan sawah yang luas dan kesuburan tanahnya yang melimpah, Desa Singasari di Kecamatan Jonggol, Jawa Barat, menyimpan potensi besar dalam pemanfaatan bahan-bahan alami sebagai sumber daya lokal yang bernilai ekonomi tinggi. Melihat peluang ini, tim dosen dari Program Studi Pendidikan Tata Rias dan Program Studi Kosmetik dan Perawatan Kecantikan, Fakultas Teknik Universitas Negeri Jakarta (FT UNJ), menggelar kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (P2M) bertema "Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pelatihan Pembuatan Kosmetik Perawatan Badan dari Bahan Alam."
Desa Singasari dikenal sebagai salah satu penghasil utama padi di wilayah perbatasan antara Bogor dan Jakarta. Namun, kekayaan alamnya tidak berhenti di situ. Beragam tanaman seperti sereh, singkong, kacang, hingga mentimun tumbuh subur dan berlimpah di lahan desa. Melalui PkM ini, tim dosen FT UNJ berupaya menggali potensi tersebut untuk mendorong keterampilan masyarakat, khususnya ibu-ibu PKK dan remaja Karang Taruna, dalam mengolah bahan alam menjadi produk perawatan tubuh yang bernilai jual.
Pelatihan dilaksanakan pada 16 Juli 2025 di kantor Kepala Desa Singasari dan dibuka langsung oleh Kepala Desa, Euis Sudjana. Kegiatan ini diikuti oleh 15 peserta dengan antusiasme tinggi. Tim dosen yang terlibat dalam pelatihan ini adalah Nurul Hidayah, Prof. Neneng Siti Silfi Ambarwati, dan Mari Okatini. Tak hanya itu, kegiatan ini juga didukung oleh mitra industri UNJ, yakni Akademi Martha Tilaar (AMT) yang diketuai oleh Vanesa, bersama dosen-dosen pendamping lainnya dari AMT.
Metode pelatihan yang digunakan adalah kombinasi antara ceramah dan praktik langsung. Peserta tidak hanya diperkenalkan pada pengetahuan dasar seputar pembuatan kosmetik berbahan alam, tetapi juga diberikan arahan mengenai pengolahan dalam skala besar yang memenuhi standar penjualan. Tujuan akhirnya adalah mendorong peserta untuk menjadikan keterampilan ini sebagai peluang wirausaha yang dapat meningkatkan pendapatan keluarga dan kesejahteraan masyarakat desa.
“Kami sangat senang bisa mendapatkan ilmu baru dan praktik langsung. Ternyata membuat produk kecantikan dari tanaman sekitar itu tidak sesulit yang dibayangkan, dan hasilnya bisa dijual,” ujar salah satu peserta pelatihan, dalam keterangan persnya, Jumat (8/8/2025).
Hasil survei kepuasan menunjukkan bahwa mayoritas peserta merasa puas dan mengharapkan keberlanjutan dari program ini. Tim dosen FT UNJ pun menyampaikan bahwa kegiatan serupa dengan variasi materi yang lebih luas dan mendalam akan terus dilakukan di masa mendatang, termasuk rencana pendampingan wirausaha berbasis komunitas.
Melalui kegiatan ini, dosen FT UNJ menunjukkan komitmennya dalam membumikan ilmu pengetahuan dan teknologi yang bermanfaat langsung bagi masyarakat, khususnya dalam pengembangan ekonomi kreatif berbasis kearifan lokal. Pelatihan ini menjadi langkah awal penting dalam membangun desa yang mandiri, berdaya, dan produktif melalui kecantikan yang bersumber dari alam.
Apa Reaksi Anda?






