Sakala Jiwa Ajak Remaja Menyusuri Nilai Hidup di Makam Pahlawan Kalibata
40 orang mengikuti kegiatan Ziarah Kebangsaan Sakala Jiwa: Jejak Tangguh di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta.
JAKARTA 40 orang mengikuti kegiatan Ziarah Kebangsaan Sakala Jiwa: Jejak Tangguh di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta. Kegiatan yang berlangsung pada Minggu (30/11/2025) lalu merupakan rangkaian peringatan Hari Pahlawan diprakarsai oleh Sakala Jiwa – program yang lahir dari Yayasan Penari Penjaga Negeri sebagai upaya menumbuhkan karakter, empati, dan ketangguhan generasi muda melalui pengalaman reflektif di ruang sejarah.Peserta yang sebagian besar remaja dari 8 sekolah di Jakarta dan Bekasi sangat antusias mengikuti kegiatan.
Sendang Wangi, praktisi SDM sekaligus pegiat budaya, menjelaskan bahwa Sakala Jiwa merupakan program dari Yayasan Penari Penjaga Negeri yang berfokus pada pengembangan diri sekaligus pelestarian seni budaya Indonesia.
“Sakala Jiwa adalah ruang aman bagi anak muda untuk bertumbuh, belajar memahami dirinya, sekaligus merawat kecintaannya pada sejarah dan budaya bangsa,” ungkapnya dalam keterangan persnya kepada TIMES Indonesia, Sabtu (6/12/2025).
Ia menambahkan harapannya agar kegiatan ini menjadi acuan positif bagi generasi muda. “Saya berharap acara ini memberikan perspektif dengan menggali semangat kepahlawanan, memahami nilai nilai kepahlawanan yang relevan dan bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Integritas, keberanian, tanggung jawab, empati, dan cinta tanah air adalah nilai yang tidak boleh hilang,” harapnya.
Kegiatan ini menghadirkan pemateri Anugrah Pratama, pendiri Sahabat Heritage Indonesia, sebuah komunitas yang berfokus membangun kebanggaan sebagai anak bangsa Indonesia melalui pemahaman sejarah dan warisan budaya Indonesia. Anugrah juga adalah anggota Komunitas Pahlawan Pancasila yang bertujuan untuk menyebarkan semangat kejuangan dan kecintaan terhadap Pancasila. Kesamaan cita-cita dan keinginan yang sama memberikan kemanfaatan bagi anak anak muda membuatnya bersedia untuk menjadi narasumber ziarah Kebangsaan kali ini.
Program ini dirancang untuk mengajak anak muda memahami kembali makna keteladanan para pahlawan serta menghubungkannya dengan tantangan kehidupan modern. Melalui rangkaian ziarah, narasi reflektif, dan sesi diskusi, peserta diajak menggali nilai seperti integritas, disiplin, ketahanan mental, kesadaran diri, cintah tanah air dan empati. Yang menarik, panitia acara Ziarah ini seluruhnya adalah remaja SMA.
Menurut Bama Marhaendra, ketua pelaksana, gerakan kepemudaan seperti ini sangat penting bagi masa depan Indonesia. “Anak muda adalah tulang punggung negara kita. Mereka adalah kelompok usia yang paling mampu menciptakan perubahan signifikan dalam kehidupan bermasyarakat. Anak muda adalah kunci masa depan Indonesia yang cerah,” ujarnya.
“Karena itu, kami dari panitia berusaha mengajak sebanyak mungkin peserta dari kalangan remaja,” imbuh Gianara dan Aruna, panitia lainnya.
Acara dimulai dengan pembukaan, acara penghormatan terhadap arwah pahlawan, pengantar nilai, dilanjutkan dengan kunjungan ke beberapa makam pahlawan dan tokoh tokoh bangsa. MC dan fasilitator Talitha dan Sandya yang sangat antusias berhasil membuat peserta lupa bahwa ziarah dilaksanakan di bawah matahari. Kegiatan ditutup dengan diskusi dan refleksi lapangan dengan menuliskan nilai yang paling menyentuh hati serta bagaimana nilai tersebut dapat diterapkan dalam kehidupan mereka. Dalam diskusi juga dibahas peserta menyanyikan bersama lagu “Indonesia Pusaka” secara lengkap kemudian bersama sama meresapi isinya, yang tak lain adalah mempertebal tekad untuk mewariskan tanah air yang indah ini dari para pahlawan. Sebelum kembali ke rumah masing masing, peserta melakukan penghormatan akhir terhadap arwah pahlawan.
Panitia menyampaikan bahwa acara berjalan lancar dan penuh antusiasme. “Kami senang melihat peserta begitu aktif dan mengikuti seluruh rangkaian kegiatan tanpa kendala.” ujar Asla, salah satu panitia.
“Energi mereka membuat kegiatan ini terasa hidup dan kami panitia menjadi bersemangat juga” tambah Athalla dan Affan.
Para peserta menggambarkan kegiatan ini sebagai pengalaman yang informatif, seru, dan penuh pelajaran moral. Banyak yang merasa tersentuh dengan kisah para pahlawan dan mengaku menemukan perspektif baru mengenai ketangguhan serta arti menjadi manusia yang bertanggung jawab.
Nayla dan Gieska sebagai panitia sekaligus peserta sesi refleksi juga menyampaikan pentingnya konsistensi kegiatan pembentukan karakter. “Kami berharap program-program Sakala Jiwa dapat berlangsung terus menerus dan memberi dampak yang lebih besar bagi generasi muda,” imbuhnya.
Melalui Ziarah Kebangsaan Sakala Jiwa, Yayasan Penari Penjaga Negeri kembali menghadirkan pendekatan pembelajaran karakter yang sederhana namun bermakna. Di tengah derasnya arus digital dan perubahan zaman, kegiatan ini menjadi ruang refleksi bagi anak muda untuk mengenali diri, meneladani keberanian para pahlawan, dan membangun ketangguhan untuk kehidupan mereka ke depan, dan terinspirasi untuk memberikan kemanfaatan terhadap sesama. (*)
Apa Reaksi Anda?