Sinergi Inovasi dan Kepedulian: UNMER Malang Dorong Transformasi Sosial di Kampung Wisata Sidomulyo
Universitas Merdeka (UNMER) Malang mendorong transformasi sosial di Kampung Wisata Sidomulyo, Batu.

Universitas Merdeka (UNMER Malang) mendorong transformasi sosial di Kampung Wisata Sidomulyo, Batu.
Transformasi ini sebagai wujud komitmen UNMER sebagai Kampus Berdampak melalui inovasi teknologi yang berpihak pada masyarakat. Lewat Program Transformasi Teknologi Inovasi (PTTI) dari Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek), Ir. Hery Budiyanto, MSA., Ph.D. menghadirkan dua inovasi untuk mendukung kreativitas dan produktivitas warga Kampung Wisata Sakura Sidomulyo yaitu Panggung Tiup Bertenaga Surya (PLTS) dan Alat Pres Hidrolik Kokedama.
Kedua inovasi ini menjadi solusi bagi masyarakat lokal yang membutuhkan sarana kegiatan kreatif dan efisien, sekaligus memperkuat daya saing wisata berbasis energi bersih.
Gagasan panggung tiup ini berawal dari riset Penelitian Penerapan Unggulan Perguruan Tinggi (PPUPT) periode 2018-2020. Tidak seperti panggung konvensional yang berbahan besi, struktur panggung ini menggunakan lapisan kain khusus berisi udara bertekanan, sehingga dapat berdiri kokoh hanya dalam waktu sekitar sepuluh menit.
Teknologi ini telah diujicobakan di berbagai lokasi seperti ITN Malang, UNMER Malang, Kampung Bunga Grangsing, hingga perayaan 17 Agustus di Lowokwaru. Versi terbarunya kini dilengkapi panel surya (PLTS) untuk menyalakan lampu dekoratif bertema Jepang di Kampung Sakura Sidomulyo, menjadikannya lebih hemat energi dan estetik.
Tak hanya itu, Ir. Hery bersama tim teknik mesin UNMER Malang juga mengembangkan alat pres hidrolik kokedama bekerja sama dengan Prof. Agus Suprapto dan Ir. Darto, S.T., M.T.. Dengan alat ini, proses pembuatan kokedama yang sebelumnya membutuhkan waktu 30 menit kini dapat diselesaikan hanya dalam 5 menit. Inovasi ini membantu pelaku usaha lokal memenuhi permintaan ekspor kokedama ke Jepang secara lebih cepat dan konsisten.
Menurut Hery, tantangan terbesar bukan terletak pada teknologi, tetapi pada pendampingan dan edukasi masyarakat agar mampu mengoperasikan serta merawat alat dengan benar.
“Panggung dan tenda tiup ini berbahan kain khusus, jadi perlu dirawat agar awet. Jika dijaga dengan baik, umur pakainya bisa mencapai sepuluh tahun,” ujarnya.
Ia juga menambahkan bahwa teknologi ini berpotensi dikembangkan lebih jauh, misalnya menjadi fasilitas portabel untuk rumah sakit darurat di daerah bencana.
Melalui riset dan inovasi tersebut, UNMER Malang mempertegas komitmennya untuk menghubungkan ilmu pengetahuan dengan kebutuhan masyarakat. Program ini tidak hanya mendukung pengembangan UMKM dan pariwisata lokal, tetapi juga sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya pada SDG 7 tentang Energi Bersih dan Terjangkau, lalu SDG 9: Industri, Inovasi, dan Infrastruktur, dan SDG 11: Kota dan Komunitas Berkelanjutan.
Dengan mengedepankan riset aplikatif dan teknologi ramah lingkungan, UNMER Malang terus berperan aktif dalam menciptakan transformasi sosial yang nyata dan berkelanjutan. (*)
Apa Reaksi Anda?






