Sound of Downtown Vol 7, Bawa Kemeriahan Panggung Serta Berbagai Kejutan
Sound of Downtown (SOD) kembali diselenggarakan, kali ini di Surabaya Expo Center yang dinilai strategis dan mudah diakses. Volume 7 dari festival musik ini dihadiri ribuan penonton dari berbagai wilayah.…

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Sound of Downtown (SOD) kembali diselenggarakan, kali ini di Surabaya Expo Center yang dinilai strategis dan mudah diakses. Volume 7 dari festival musik ini dihadiri ribuan penonton dari berbagai wilayah. Festival ini menarik perhatian dengan beberapa keunikan, mulai dari perubahan lokasi, tata panggung yang lebih luas, hingga deretan penampil yang tak terduga.
SOD Vol. 7 hadir dengan beberapa pembaruan. Lokasi yang kini berada di pusat kota membuat acara ini lebih mudah dijangkau. Dengan dua panggung, yakni Main Stage dan Minisod Stage, penonton dapat menikmati pertunjukan dari berbagai genre tanpa terkonsentrasi di satu titik. Konsep ini memberikan pengalaman menonton yang lebih nyaman, memungkinkan penonton untuk lebih leluasa memilih musisi favorit mereka.
Promotor SOD, Cakra, menyampaikan bahwa tingginya kepercayaan penonton menjadi dorongan utama.
"Kepercayaan warga Surabaya dan sekitarnya terhadap SOD masih sangat tinggi, dan kami sangat terbuka akan saran," ujarnya saat ditemui TIMES Indonesia pada Minggu (3/8/2025).
Hal ini terbukti dari respons panitia terhadap masukan, termasuk perubahan setlist di hari pertama yang sempat menjadi sorotan.
Keragaman penampil menjadi salah satu daya tarik utama. Berdasarkan informasi yang dihimpun, hari pertama menampilkan musisi pop, rock, dan poppunk seperti Bernadya, King Nassar, NDX A.K.A., The Adams, hingga Perunggu.
Hari kedua, suasana festival beralih dengan kehadiran Hadad Alwi yang membawakan musik Islami. Kehadiran beliau dinilai sebagai kejutan yang memberikan variasi, di samping penampilan musisi lain seperti Juicy Luicy dan Denny Caknan. Hari ketiga ditutup dengan penampilan Honne, duo elektronik asal Inggris, yang menjadi penampil internasional utama. Selain itu, panggung juga dimeriahkan oleh Tulus, Whisnu Santika, dan Yeshua Abraham.
Selain penampil yang beragam, festival ini juga menampilkan kolaborasi yang jarang ditemui. Raisa Anggiani berkolaborasi dengan orkestra dari Universitas Negeri Surabaya (UNESA). Adapun Ari Lesmana tampil bersama Whisnu Santika, menyajikan format yang belum pernah mereka bawakan di festival lain.
Aspek lain yang menjadi perhatian adalah interaksi penonton. Di hari pertama, beberapa penonton terlihat mengenakan baju selancar, sementara di hari kedua, banyak yang mengenakan gamis, menunjukkan apresiasi terhadap Hadad Alwi. Di hari ketiga, gaya berpakaian penonton kembali beragam. Pesta kembang api yang disajikan setiap malam juga turut memeriahkan suasana.
SOD juga berupaya menjadi festival yang inklusif. Terdapat area khusus yang disediakan untuk ibu hamil dan penyandang disabilitas, menegaskan komitmen bahwa acara ini dapat dinikmati oleh berbagai kalangan. Dengan harga tiket yang terjangkau, SOD berupaya menawarkan pengalaman yang sepadan.
"Dengan SOD ini kami bawakan kualitas dan harga yang ditawarkan, kami berikan yang terbaik," tutur Cakra.
Penonton SOD asal Surabaya, Janice mengungkapkan antusiasimenya.
“Sudah ketiga kali Honne ke Indonesia dan ini yang di Surabaya, area konser yang cukup lega gak perlu ngejump jadi nyaman," ujarnya.
Harapan kedepannya Cakra berencana agar SOD tetap diselenggarakan di Surabaya. Dengan evaluasi yang berkelanjutan, ia berharap dapat menghadirkan lebih banyak penampil baru, termasuk artis internasional dan musisi legendaris, untuk mengembangkan SOD ke skala yang lebih besar. SOD Vol. 7 dianggap telah menunjukkan kemampuannya dalam menyajikan festival yang dinamis dan bervariasi. (*)
Apa Reaksi Anda?






