Ai Susanti, dari Duta Pariwisata Jabar Tembus Tiga Negara
Kisah perjalanan Ai Susanti adalah sebuah bukti nyata bahwa semangat, kerja keras, dan hati yang bersih mampu menembus lintas batas, bahkan batas negara.
JAKARTA Kisah perjalanan Ai Susanti adalah sebuah bukti nyata bahwa semangat, kerja keras, dan hati yang bersih mampu menembus lintas batas, bahkan batas negara.
Dari panggung lokal sebagai Duta Pariwisata Jawa Barat, kini Ai melangkahkan kakinya ke kancah internasional sebagai delegasi dalam program bergengsi Edusantara Global Youth International Conference (EGYIC) 2025.
Fondasi Prestasi di Panggung Nasional
Perjalanan Ai dimulai dari dedikasi di sebuah yayasan di Cimahi, yang kemudian menjadi fondasi dari serangkaian pencapaian gemilang di tingkat nasional.
Lebih lanjut Ai dikenal luas atas prestasinya sebagai Duta Pariwisata Jawa Barat, Putri Kebudayaan Nusantara, Cimitage Ambassador, dan Duta Marketing UT Bandung.
Ai Susanti dan rekan-rekan sebagai delegasi dalam program Edusantara Global Youth International Conference (EGYIC) 2025. (FOTO: Ai for TIMES Indonesia)
Serangkaian prestasi ini bukanlah akhir, melainkan pembuka semangat bagi Ai untuk terus melangkah, membuktikan bahwa potensi diri tidak hanya berhenti di panggung nasional, namun mampu bersinar di tingkat internasional.
Meskipun perjuangan akademiknya sempat terhenti selama tiga tahun dan baru bisa dilanjutkan pada tahun 2023, Ai membuktikan bahwa keterbatasan bukanlah penghalang.
Dengan etos kerja keras, kerja cerdas, dan hati yang bersih, pemilik akun media sosial Instagram @aisusanti01 kini berdiri di garis depan pemuda Indonesia yang siap berkontribusi bagi dunia.
Misi Diplomasi Pemuda di Tiga Negara ASEAN
Pada tanggal 8 hingga 13 November 2025, Ai bersama 14 delegasi hebat lainnya dari berbagai universitas terkemuka di Indonesia, seperti UT, UPI, UIN, UNJ, dan Universitas Malang, memulai petualangan mereka.
"Perjalanan ke Singapura, Malaysia, dan Thailand ini merupakan momen pertama yang tak terlupakan bagi saya sebagai delegasi internasional," kata Ai dalam wawancara eksklusif bersama TIMES Indonesia, pada Sabtu (22/11/2025).
Perjalanan ini dimulai dari Bandara Soekarno Hatta menuju Singapura, yang menjadi gerbang pembuka. Di Negeri Singa, rombongan mengunjungi tempat ikonik seperti Kampus NTU, Merlion Park, dan Universal Studio Singapore.
Puncak acara EGYIC 2025 adalah Konferensi di University Malaya, Malaysia. Di forum internasional tersebut, Ai mengambil peran penting dengan mempresentasikan topik, "Enhancing Indonesian Tourism Competitiveness through Human Resource Development".
Dalam presentasinya, Ai menekankan pentingnya kesadaran, sinergi, dan kolaborasi lintas negara, khususnya di kawasan ASEAN, sebagai kunci untuk meningkatkan daya saing pariwisata Indonesia. Petualangan pun diakhiri dengan perjalanan darat yang cukup panjang, sekitar delapan jam menuju Thailand.
Pelajaran Berharga dari Transportasi Publik
Salah satu pengalaman paling berkesan dari eksplorasi tiga negara ini adalah totalitas dalam menggunakan transportasi publik dan jalur darat. Setelah penerbangan awal ke Singapura, seluruh pergerakan antarkota dan antarnegara dilakukan menggunakan transportasi umum.
Ini adalah pelajaran berharga tentang efisiensi sistem transportasi publik di negara lain. Ai mengingat betul bagaimana kompleksnya berpindah dari satu destinasi ke destinasi lain di Singapura, yang seringkali mengharuskan berganti dari kereta ke bus, sambil membawa koper.
"Banyak hal yang bisa dipelajari, dari mulai bagaimana kehidupan di luar negeri, cara kita menjadi pembelajar setiap saat, cara menghargai orang lain, dan masih banyak hal yang bisa jadi insight baru terutama mengenai transportasi umum yang digunakan selama perjalanan," kata Ai.
Keberhasilan perjalanan ini juga tidak lepas dari bimbingan panitia pendamping yang inspiratif, yaitu Kak Syaiman, Kak Faraz, dan Teh Karina. Program EGYIC diselenggarakan oleh Edusantara di bawah kepemimpinan Kak Syaiman Noerikhsan, seorang pemuda yang memiliki visi besar untuk mendorong pemuda agar bisa berkembang dan berkontribusi bagi masyarakat.
Keyakinan Diri untuk Menaklukkan Dunia
Lebih jauh Ai Susanti telah membuktikan bahwa keterbatasan bukanlah penghalang untuk meraih mimpi. Ia adalah inspirasi bagi para pemuda Indonesia, menunjukkan bahwa dengan ambisi yang kuat dan dedikasi, panggung dunia siap menyambut kontribusi terbaik kita.
"Berani bukan berarti tidak memiliki rasa takut. Saya juga meyakini bahwa menunda bukan berarti gagal, menunda adalah sedang mempersiapkan," tuturnya dengan nada penuh semangat sembari tersenyum manis.
Ai menegaskan bahwa keberanian untuk mengambil kesempatan adalah kunci utama. Ia berpesan, "Ketika kesempatan itu datang maka ambilah dengan penuh cita, karena tak ada yang bisa membatasi mu selain dirimu sendiri." (*)
Apa Reaksi Anda?