Bapas Kelas II Ciangir Teken MOU Untuk Pelatihan Bagi Klien Pemasyarakatan
Upaya mendorong reintegrasi sosial klien pemasyarakatan kembali menunjukkan hasil nyata. Balai Pemasyarakatan (Bapas) Kelas II Ciangir, Tangerang - Banten
TANGERANG Upaya mendorong reintegrasi sosial klien pemasyarakatan kembali menunjukkan hasil nyata. Balai Pemasyarakatan (Bapas) Kelas II Ciangir, Tangerang - Banten, menggelar rangkaian kegiatan pembekalan komprehensif bagi Klien Pemasyarakatan. Upaya ini sebagai langkah strategis untuk memperkuat kemandirian dan kesiapan mereka menghadapi dunia kerja.
Kegiatan ini menjadi bukti komitmen kolaboratif berbagai pihak, yaitu pemerintah, swasta, dan komunitas dalam mendukung transformasi pemasyarakatan. Acara tersebut semakin istimewa dengan hadirnya Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Provinsi Banten, Ali Syeh Banna, perwakilan Kementerian Ketenagakerjaan, Pemerintah Kabupaten Tangerang, mitra swasta, dan Yayasan Advokasi Indonesia Raya (YAIR).
Acara dimulai dengan sambutan Kepala Bapas Ciangir Ibu Anjar Seto yang menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor, sebagai bentuk komitmen memberikan pembekalan terbaik agar klien mampu berdiri di atas kaki sendiri dan kembali diterima masyarakat. Kepala Bapas Kelas II Ciangir, Ibu Anjar Seto, juga mengajak seluruh Klien Pemasyarakatan untuk memanfaatkan kesempatan ini sebagai bekal keterampilan yang produktif di masa depan.
Momentum kerja sama ditandai dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara Bapas Ciangir, Pemerintah Kabupaten Tangerang, dan PT Wahana Makmur Sejati."Sinergi ini merupakan wujud nyata kepedulian kami untuk membuka selebar mungkin akses pekerjaan bagi klien pemasyarakatan. MoU ini menjadi dasar penguatan kegiatan pembinaan berorientasi vokasi, peningkatan skill, dan penciptaan peluang kerja", ujar Ibu Anjar Seto.
Pembekalan semakin lengkap dengan materi kewirausahaan yang disampaikan oleh Margareta Manulu dari PT Wewo Kinarya Bangsa. Penyampaian materi menekankan pentingnya kreativitas, keberanian memulai usaha, serta kemampuan membaca peluang. Peserta diberikan wawasan mengenai manajemen usaha kecil, pengelolaan modal terbatas, hingga penggunaan platform digital dalam pemasaran. Sesi berlangsung interaktif dan menumbuhkan motivasi klien untuk mencoba membangun usaha mandiri.
Sementara itu, perwakilan Pusat Pasar Kerja Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) turut memberikan sosialisasi terkait akses pasar kerja nasional. Peserta diperkenalkan pada platform layanan ketenagakerjaan, sistem informasi lowongan kerja, hingga pelatihan keterampilan berbasis kompetensi.
Pihaknya akan memastikan seluruh pencari kerja, termasuk klien pemasyarakatan, dapat memanfaatkan fasilitas negara untuk mendapatkan pekerjaan yang layak. Kemnaker juga membuka peluang bagi klien untuk mengikuti pelatihan lanjutan melalui Balai Latihan Kerja (BLK) serta memfasilitasi penempatan kerja sesuai minat dan kompetensi.
Sebagai salah satu industri dengan kebutuhan tenaga kerja tinggi, sektor otomotif dibahas melalui pelatihan teknik dasar sepeda motor dan safety riding oleh PT Wahana Makmur Sejati.
Dalam praktiknya, peserta diperkenalkan perawatan motor, pengenalan komponen utama, troubleshooting sederhana, hingga standar keselamatan berkendara. Pelatihan teknis ini membuka pintu peluang kerja, baik sebagai mekanik bengkel, teknisi mandiri, maupun tenaga operasional di industri otomotif.
Kegiatan pembekalan ini tidak hanya memberikan keterampilan teknis, tetapi juga menanamkan kepercayaan diri dan harapan baru bagi para klien. Sehingga, klien diharapkan mampu memasuki dunia kerja atau menciptakan usaha sendiri, serta menjalani reintegrasi sosial dengan lebih siap dan percaya diri. (*)
Apa Reaksi Anda?