Dosen Unisma Berkontribusi dalam Program Pengabdian Internasional 2025 di Masjid An-Nur Donggang Taiwan
Program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Kolaborasi Internasional Kementerian Agama RI kembali digelar pada tahun 2025 dengan melibatkan akademisi dari berbagai perguruan tinggi Islam di Indonesia.
MALANG Program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Kolaborasi Internasional Kementerian Agama RI kembali digelar pada tahun 2025 dengan melibatkan akademisi dari berbagai perguruan tinggi Islam di Indonesia. Salah satu kegiatan utama tahun ini dilakukan oleh tim pengabdian dari Fakultas Agama Islam Universitas Islam Malang (FAI Unisma) yang berlangsung pada 6–22 November 2025 di Masjid An-Nur Donggang, Pingtung, Taiwan dengan judul Penguatan keagamaan bagi anak buah kapal pekerja migran Indonesia melalui optimalisasi masjid di Taiwan.
Kegiatan ini dilakukan oleh tim FAI Unisma, yaitu Dr. Dian Muhammad Hakim, M.Pd.I dan Yoyok Amirudin, M.Pd.I., Ph.D. Keduanya melakukan pengabdian program pemberdayaan komunitas Muslim di luar negeri, khususnya di kalangan Pekerja Migran Indonesia (PMI) Anak Buah Kapal (ABK) yang menjadi jamaah sekaligus pengurus Masjid An-Nur Donggang. Para pekerja migran ini datang dari berbagai daerah di Indonesia dan telah menjadikan masjid sebagai pusat aktivitas spiritual, sosial, dan kekeluargaan.
INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id
Pendampingan Pengelolaan Masjid dan Penguatan Tata Kelola
Selama lebih dari dua pekan, tim pengabdian memberikan pendampingan intensif terkait berbagai aspek pengelolaan masjid. Materi yang diberikan meliputi manajemen perencanaan, pengelolaan keuangan, administrasi kegiatan, serta upaya memakmurkan masjid dengan program yang berkelanjutan. Para jamaah dan takmir mendapatkan pemahaman praktis mengenai bagaimana sebuah masjid dikelola secara profesional, transparan, dan berorientasi pada pelayanan umat.
Dr. Dian Muhammad Hakim menjelaskan pentingnya pemahaman peran takmir dalam menghidupkan masjid. Menurutnya, takmir tidak hanya bertugas membuka dan menutup pintu masjid, tetapi juga mengelola sistem kegiatan secara menyeluruh. “Sebagai takmir masjid, penting memahami peran dalam meramaikan masjid. Idarah adalah kegiatan pengelolaan yang menyangkut perencanaan, pengorganisasian, pengadministrasian, keuangan, pengawasan, dan pelaporan,” jelas Hakim dalam salah satu sesi pelatihan.
Pendampingan ini menjadi sangat relevan karena Masjid An-Nur Donggang selama ini dikelola sepenuhnya oleh PMI yang bekerja sebagai ABK. Kesibukan mereka bekerja di kapal menjadikan pengelolaan masjid membutuhkan strategi khusus agar kegiatan tetap berjalan, meskipun jadwal kerja mereka berubah–ubah.
Masjid sebagai Ruang Spiritual dan Emosional Pekerja Migran
Sementara itu, Yoyok Amirudin menekankan bahwa masjid di perantauan memiliki fungsi yang lebih kompleks dibandingkan masjid di tanah air. Ia menjelaskan bahwa bagi PMI, masjid tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga sebagai ruang untuk melepaskan kerinduan kepada keluarga di Indonesia.
“Masjid tidak hanya sekadar sebagai tempat ibadah. Di Donggang, masjid ini menjadi tempat untuk meluapkan rasa rindu dan kangen dengan keluarga yang ada di Indonesia,” ujar Yoyok. Menurutnya, penguatan tata kelola masjid akan berdampak langsung pada kenyamanan jamaah dan semakin mengukuhkan masjid sebagai pusat kebersamaan.
Oleh karena itu, tim pengabdian tidak hanya fokus pada aspek teknis manajemen masjid, tetapi juga memberikan pemahaman tentang fungsi masjid sebagai pusat pembinaan mental, sosial, dan spiritual. Pendekatan ini diapresiasi oleh jamaah karena menyentuh kebutuhan nyata para pekerja migran yang jauh dari keluarga.
Antusiasme Takmir dan Jamaah Masjid An-Nur
Kegiatan PKM ini mendapat sambutan positif dari para jamaah, termasuk Sumarjo, Ketua Takmir Masjid An-Nur Donggang. Ia mengaku banyak memperoleh wawasan baru selama pendampingan berlangsung.
“Senang dengan adanya program ini. Kami menjadi tahu akan tugas takmir seperti apa, bagaimana mengelola masjid, dan bagaimana merancang program yang membuat jamaah semakin bersemangat datang ke masjid,” ungkap Sumarjo.
Peserta merasa bahwa materi yang diberikan mudah diterapkan dalam konteks pengelolaan masjid PMI, terutama karena diberikan secara praktis dan sesuai kebutuhan lapangan. Mereka juga mendapat contoh konkret mengenai penyusunan laporan keuangan, pembagian peran dalam struktur takmir, hingga ide-ide kegiatan yang dapat dijalankan secara berkelanjutan.
INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id
Mendorong Keberlanjutan Program Masjid di Luar Negeri
Pada akhir kegiatan, tim FAI Unisma berharap program ini dapat menjadi model bagi pengembangan masjid-masjid komunitas Indonesia di luar negeri. Dengan tata kelola yang baik, masjid tidak hanya menjadi pusat ibadah, tetapi juga pusat pemberdayaan bagi para pekerja migran.
Kegiatan PKM Internasional ini juga menunjukkan komitmen Kementerian Agama RI untuk memperkuat layanan pembinaan umat di manapun warga negara Indonesia berada. Masjid An-Nur Donggang menjadi contoh nyata bagaimana kolaborasi antara akademisi, pemerintah, dan komunitas dapat menghasilkan dampak positif bagi masyarakat migran.
Dengan berakhirnya program pada 22 November 2025, para jamaah berharap pendampingan seperti ini dapat terus berlanjut setiap tahun agar masjid semakin berkembang dan mampu memberikan manfaat yang luas bagi seluruh PMI di Donggang. (*)
INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id
Apa Reaksi Anda?