Belajar Bersama Dosen, 60 Siswa MTsN 1 Ponorogo Praktikum Anatomi Hewan di Lab Biologi Unipma
Kegiatan kolaborasi UNIPMA Madiun dengan sekolah mitra kali ini digelar bersama MTsN 1 Ponorogo. Sebanyak 60 siswa dan 6 guru pendamping mengikuti praktikum anatomi hewan di Laboratorium Pendidikan Bi
MADIUN Kegiatan kolaborasi UNIPMA Madiun dengan sekolah mitra kali ini digelar bersama MTsN 1 Ponorogo. Sebanyak 60 siswa dan 6 guru pendamping mengikuti praktikum anatomi hewan di Laboratorium Pendidikan Biologi UNIPMA Madiun. Siswa MTsN 1 Ponorogo diberi kesempatan untuk mengamati anatomi tubuh mencit, model yang umum digunakan dalam pembelajaran biologi.
Di bawah bimbingan dosen dan asisten laboratorium, siswa diajak untuk mendalami berbagai organ tubuh mencit, seperti jantung, paru-paru, dan sistem pencernaan, yang menjadi fokus dalam praktikum kali ini.
Pengamatan dilakukan dengan cara yang cermat dan terstruktur, di mana siswa dapat melihat langsung organ-organ tubuh mencit yang dipersiapkan untuk dibedah.
Praktikum bersama ini dipandu oleh dosen Dr. drh.Cicilia Novi Primiani, M.Pd., Dr. Muh. Waskito Ardhi, M.Pd dan Nurul Kusuma Dewi, M.Si.
“Dengan melihat langsung organ-organ tubuh mencit, siswa dapat memahami bagaimana sistem tubuh bekerja dan bagaimana organ-organ tersebut saling berinteraksi. Ini adalah pengalaman yang tidak bisa mereka dapatkan hanya dari buku,” Dr. drh.Cicilia Novi Primiani, M.Pd..
Siswa terlihat sangat tertarik dan penuh perhatian selama praktikum ini. Meskipun proses pembedahan mencit memerlukan keterampilan dan kehati-hatian, para siswa dapat menyerap pengetahuan dengan baik, terutama dalam memahami struktur tubuh dan fungsinya.
Kegiatan ini tidak hanya mengajarkan keterampilan praktis dalam biologi, tetapi juga membangun rasa empati terhadap makhluk hidup dan pentingnya penelitian ilmiah dalam mengungkap misteri alam.
Kegiatan ini memberikan manfaat yang besar bagi siswa MTsN 1 Ponorogo. Selain memberikan pengalaman langsung dalam mengamati proses ilmiah, kegiatan ini juga membuka wawasan mereka tentang pentingnya sains dalam kehidupan sehari-hari.
Guru pendamping, Fitriya Nur Latifah, S.Pd, mengungkapkan, kegiatan semacam ini sangat membantu siswa untuk melihat hubungan langsung antara teori yang mereka pelajari dengan praktik di lapangan.
“Siswa menjadi lebih memahami sains karena mereka bisa langsung terlibat dalam kegiatan yang relevan dengan kehidupan mereka. Ini adalah pengalaman yang sangat berharga,” ujar Fitriya.
Pendekatan kontekstual dalam pembelajaran sains memang sangat penting dalam meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan.
Melalui kegiatan seperti ini, siswa bisa melihat bahwa sains bukanlah sesuatu yang terpisah dari kehidupan sehari-hari mereka, tetapi bisa diterapkan dalam berbagai aspek.
Dengan begitu, siswa tidak hanya memahami konsep-konsep ilmiah, tetapi juga belajar untuk berpikir kritis dan analitis dalam menghadapi tantangan sehari-hari. (*)
Apa Reaksi Anda?