Dosen UNESA Dorong Transformasi Pembelajaran Berkelanjutan di SD Labschool UNESA 2
UNESA berharap SD Labschool UNESA 2 dapat terus berkembang sebagai model sekolah berkelanjutan yang memadukan inovasi digital, pembelajaran kontekstual, dan kolaborasi antarpendidik.
SURABAYA Pembelajaran berbasis keberlanjutan mulai mendapat tempat di sekolah dasar. Di SD Labschool UNESA 2, upaya ini terlihat dari cara guru memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar, mulai dari kebun edukasi, area peternakan ayam, hingga sistem pengelolaan limbah sederhana yang dikelola bersama siswa.
Pendekatan belajar yang melibatkan pengalaman langsung ini menjadi fondasi penguatan Education for Sustainable Development (ESD) di sekolah tersebut.
Untuk memperkuat kapasitas guru dalam menerapkan konsep ESD, tim dosen Universitas Negeri Surabaya (UNESA), Ricky Setiawan, S.Pd.SD., M.Ed., Wulan Patria Saroinsong, S.Psi., M.Pd., Ph.D., dan Prof. Dr. Sujarwanto, M.Pd., menggelar rangkaian kegiatan pengabdian masyarakat di sekolah itu.
Salah satu fokus utama mereka adalah memperkenalkan ESD Connect, sebuah platform digital yang dikembangkan sebagai ruang kolaborasi antarpendidik untuk mengintegrasikan nilai keberlanjutan dalam kurikulum nasional.
Pengembangan situs ini berlangsung selama satu bulan hingga memiliki menu dan fitur pembelajaran yang cukup lengkap. Guru dapat mengakses referensi, modul implementasi, hingga berbagi praktik baik lintas sekolah.
Pelatihan penggunaan ESD Connect digelar pada Jum'at, 14 November 2025, dan diikuti 26 peserta. Selama dua jam, peserta diperkenalkan pada fungsi-fungsi utama platform, cara memanfaatkan fitur kolaborasi, serta bagaimana memasukkan konten pembelajaran berbasis ESD. Prof. Sujarwanto menekankan bahwa platform ini diharapkan mempermudah guru mengintegrasikan prinsip keberlanjutan dalam pembelajaran sehari-hari sekaligus memperkuat jejaring antarpendidik.
Hasil evaluasi menunjukkan respons positif. Hampir semua fitur utama berhasil dikembangkan sesuai rencana, dengan tingkat ketercapaian sekitar 96,36 persen. Meski begitu, pengisian konten masih berlangsung karena membutuhkan waktu dari para guru untuk menyiapkan materi. Dari sisi partisipasi, jumlah peserta mencapai 86 persen dari target awal.
Kepala SD Labschool UNESA 2, Hapsari Dewi, menyambut baik inisiatif ini. Ia menilai ESD Connect dapat memperkuat upaya sekolah dalam mengembangkan pembelajaran berbasis pengalaman yang selama ini sudah berjalan, termasuk dalam kegiatan kewirausahaan peternakan ayam yang mengajarkan siswa aspek ekonomi sekaligus kesadaran lingkungan.
Kegiatan pelatihan ditutup dengan diskusi dan praktik singkat integrasi ESD ke dalam pembelajaran. Para guru terlihat antusias menggali cara-cara baru untuk membawa isu keberlanjutan lebih dekat ke siswa.
Melalui program ini, tim UNESA berharap SD Labschool UNESA 2 dapat terus berkembang sebagai model sekolah berkelanjutan yang memadukan inovasi digital, pembelajaran kontekstual, dan kolaborasi antarpendidik. Dukungan pendanaan dari Direktorat BIMA DIKTI juga menjadi pendorong penting dalam menggerakkan inisiatif ini agar dapat direplikasi di sekolah dasar lainnya di Indonesia. (*)
Apa Reaksi Anda?