GEMARIKAN Jadi Senjata Lombok Utara Lawan Stunting, Bhayangkari Tekankan Kesadaran Keluarga

Keluarga adalah benteng pertama dan penentu utama keberhasilan bangsa dalam melawan stunting. Rumah adalah tempat anak bertumbuh. Program sebaik apapun tidak akan berarti jika keluarga tidak peduli.

September 10, 2025 - 23:30
GEMARIKAN Jadi Senjata Lombok Utara Lawan Stunting, Bhayangkari Tekankan Kesadaran Keluarga

TIMESINDONESIA, LOMBOK UTARA – Keluarga adalah benteng pertama dan penentu utama keberhasilan bangsa dalam melawan stunting. Rumah adalah tempat anak bertumbuh. Program sebaik apapun tidak akan berarti jika keluarga tidak peduli. 

Sehebat apapun program yang dibuat pemerintah, organisasi masyarakat, maupun lembaga kesehatan, semuanya akan sia-sia tanpa kesadaran keluarga menjaga tumbuh kembang anak sejak dini.

"Karena itu, kesadaran keluarga adalah fondasi utama dalam menyelamatkan anak-anak dari stunting,” ungkap Ketua Bhayangkari Cabang Lombok Utara, Ny. Heny Agus Purwanta di kunjungan kerja di Posyandu Dusun Mentigi, Desa Malaka, Kecamatan Pemenang, Rabu (10/9/2025).

Dalam kunjungannya, Ny Heny juga diberikan kesempatan sebagai pemateri dalam kegiatan yang mengusung tema Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (GEMARIKAN) itu diinisiasi bersama Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB, Bhayangkari Lombok Utara, UPTD Puskesmas Nipah, Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan Kabupaten Lombok Utara, DP2KB PMD dan Desa Malaka. 

"Sebanyak 200 paket olahan hasil kelautan dibagikan untuk ibu hamil, ibu menyusui, dan anak-anak terindikasi stunting sebagai langkah nyata intervensi gizi," terangnya.

Ia menegaskan, Bhayangkari siap ambil bagian dalam gerakan nasional ini. Kerja melawan stunting adalah panggilan bersama. 

"Bhayangkari mendukung penuh dan siap bekerja sama untuk menyelamatkan generasi bangsa dari kondisi kesehatan buruk yang sering kali tidak disadari sebagai ancaman serius,” katanya.

Ketua-Bhayangkari-Cabang-Lombok-Utara-Ny-Heny-Agus-Purwanta-a.jpg

Lebih lanjut, ia menekankan pentingnya keteladanan. Ia bersama keluarga, anggota Bhayangkari, hingga jajaran Polri di Lombok Utara membiasakan konsumsi ikan setiap hari.

"Ikan di Lombok Utara sangat fresh, mudah didapat, harganya lebih murah dibanding ayam atau daging, dan bisa diolah menjadi lauk maupun cemilan sehat. Ini potensi besar sekaligus senjata kita melawan stunting,” tegasnya.

Namun, Heny juga mengungkap tantangan di lapangan. Dalam dialog dengan sejumlah orang tua, ia mendapati masih banyak keluarga yang salah kaprah. 

Sebagian menganggap stunting faktor keturunan, padahal kontributor terbesarnya adalah pernikahan usia dini dan pola asuh yang abai terhadap gizi.

Ironisnya, kata Heny banyak dari mereka mampu secara ekonomi. Padahal makanan bergizi bisa diperoleh dari hasil tanam dan ternak di rumah sendiri jika orang tua mau peduli.

Ia mengajak pada penguatan pada investasi generasi. Yang dibutuhkan bukan sekadar percaya diri orang tua, melainkan kesadaran untuk memberikan yang terbaik bagi anak-anak. 

Warisan terbaik bukan harta, tetapi anak-anak yang siap menjadi pemimpin dan pengelola dunia. Tahun 2045 nanti, sebagian balita hari ini akan menjadi pemimpin bangsa. 

"Investasi kita dalam pola asuh yang tepat akan melahirkan generasi kuat dan hebat, yang siap menghadapi dinamika dunia yang semakin kompleks,” imbuhnya.

Sementara itu, Kabid Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan DKP NTB, Karim Marasabesi menyampaikan, pentingnya GEMARIKAN sebagai gerakan strategis yang memiliki tujuan meningkatkan konsumsi ikan masyarakat Indonesia sebagai sumber protein bergizi, mencegah stunting, dan membangun generasi yang lebih sehat, cerdas, dan berdaya saing. 

Melalui GEMARIKAN tidak hanya berdampak pada kesehatan, tetapi juga menyentuh aspek ekonomi dan budaya. 

“Program ini mendukung sektor perikanan nasional, menggerakkan perekonomian daerah, sekaligus membentuk kebiasaan makan ikan sejak dini melalui edukasi dan sosialisasi,” ulasnya dihadapan peserta.(*)

Apa Reaksi Anda?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow