Genjot Ekspor Produk UMKM, Intensifkan Business Matching

Dunia usaha dalam negeri sedang dalam tantangan berat. Perubahan pola belanja konsumen yang beralih ke market place atau dunia digital menjadikan pasar semakin terbuka lebar. Dan persaingan bisnis sangat…

Agustus 27, 2025 - 09:30
Genjot Ekspor Produk UMKM, Intensifkan Business Matching

TIMESINDONESIA, MALANG – Dunia usaha dalam negeri sedang dalam tantangan berat. Perubahan pola belanja konsumen yang beralih ke market place atau dunia digital menjadikan pasar semakin terbuka lebar. Dan persaingan bisnis sangat ketat. 

Dan yang menambah berat karena produk-produk luar negeri begitu bebas masuk ke Indonesia. Ini menjadikan produk dalam negeri, terutama produk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) lambat laun kian tersisihkan jika tidak melakukan lompatan jauh. 

Persaingan di era  digital ini sebuah keniscayaan yang harus dihadapi. UMKM tidak boleh menghindari digitalisasi, sebaliknya harus memanfaatkannya. Karena jika melawan arus dengan menentang digitalisasi, produk UMKM tinggal tunggu waktu saja. (*)

Pola konvensional dalam usaha sudah waktunya ditinggalkan. Dengan memanfaatkan teknologi, untuk bisa bertahan bahkan berkembang pesat, UMKM harus aktif melakukan   Business Matching dengan berbagai pihak, termasuk dengan luar negeri. Business Matching tidak harus selalu bertatap muka datang ke berbagai negara, bisa saja dengan memanfaatkan teknologi yang memungkinkan produk UMKM bisa diakses luar negeri. Langkah ini penting bagi UMKM untuk bisa bersaing dengan produk luar negeri. 

Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI) punya kewajiban untuk membantu UMKM bisa menembus pasar internasional tersebut (eskpor). Saya berkeyakinan, bicara soal kualitas, banyak varian produk UMKM Indonesia yang khas dan tidak ada di negara lain. Buktinya, Amerika Serikat misalnya, masih cukup besar membeli produk pertanian, perikanan, alas kaki dari Indonesia. Ini artinya produk UMKM Indonesia masih bisa bersaing di negara sebesar AS. Tinggal bagaimana terus melakukan penetrasi dan ekspansi pasar ke negara-negara lain. Inilah yang saya maksud perlu agresif melakukan Business Matching atau pertemuan dengan para pihak di luar negeri itu.

Turunnya tarif impor yang diberlakukan AS terhadap Indonesia, yang awalnya dipatok 32% dan turun menjadi 19% menjadi momentum untuk melakukan penetrasi pasar di AS. 

Dukungan dari pemerintah terhadap UMKM sangat dibutuhkan. Terutama dalam menjamin perlindungan UMKM mulai hulu sampai ke hilir. Termasuk mengawal perlindungan distribusi dan menjalin hubungan resmi dengan negara lain. 

Pemerintah punya kewajiban membuka pintu masuknya produk UMKM dan diterima pasar di luar negeri. Sudah saatnya negeri ini keluar dari posisi sebagai pasar produk asing. Sebaliknya, Indonesia harus menjadi pengekspor dari produk-produk UMKM. Karena itu perlu dilakukan business matching agar UMKM mendapatkan peluang transaksi ekspor. Karena secara makro, tingkat ekspor produk UMKM Indonesia masih kalah dari Malaysia dan Thailand.

Dan yang tidak kalah penting adalah pelaku UMKM perlu diberikan inkubasi bisnis yang inovatif hingga akses pasar agar bisa naik kelas. Dan HIPPI nantinya yang punya peran untuk meningkatkan daya saing UMKM dari beragam aspek sehingga produk UMKM marketable untuk menembus pasar dunia. 

Apa Reaksi Anda?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow