KADIN Tasikmalaya Business Summit 2025: Coach Fahmi Bongkar Strategi "Transformasi Fundamental" untuk Menangkan Era Disrupsi
Dunia bisnis global sedang mengalami pergeseran tektonik yang menuntut adaptabilitas tinggi. Menjawab urgensi tersebut, Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Kota Tasikmalaya
TASIKMALAYA Dunia bisnis global sedang mengalami pergeseran tektonik yang menuntut adaptabilitas tinggi. Menjawab urgensi tersebut, Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Kota Tasikmalaya menggebrak akhir tahun dengan menggelar KADIN Business Summit 2025: Seminar Business Exclusive "Strategi Tumbuh di Era Bisnis Kompetitif". Bertempat di Hotel Harmoni Tasikmalaya, forum bergengsi ini menghadirkan deretan tokoh nasional, mulai dari Dr. Sandiaga Uno, Dewa Eka Prayoga, Ketua KADIN Kota Tasikmalaya Apt. Asep Saepulloh, hingga Ketua Dewan Penasehat AGCI R. Akhmad Yani.
Mengawali sesinya, Coach Fahmi langsung menohok kesadaran peserta dengan konsep "Transformasi Fundamental". Ia menegaskan bahwa pertumbuhan bisnis (Business Development) tidak akan pernah melampaui pertumbuhan kapasitas pribadi pemiliknya (Personal Development). Dalam diagram yang ia paparkan, terlihat jelas bahwa sisi personal yang dibangun dari spiritualitas, mentalitas, karakter, perilaku, hingga kebiasaan (habit), harus berjalan beriringan dengan sisi bisnis yang terdiri dari visi, nilai, misi, budaya, dan norma. Coach Fahmi menekankan bahwa pertemuan antara kematangan pribadi pemimpin dan sistem bisnis yang kuat inilah yang akan melahirkan kepercayaan (trust) dan rasa hormat (respect), yang pada akhirnya membuka gerbang menuju peluang dan pertumbuhan usaha yang sesungguhnya.
Lebih jauh, Coach Fahmi mengingatkan bahwa tantangan hari ini telah bergeser dari era VUCA menuju era BANI (Brittle, Anxious, Non-Linear, Incomprehensible). Ia menjelaskan bahwa di era ini, sistem yang terlihat kokoh bisa tiba-tiba rapuh dan pecah (brittle), serta ketidakpastian yang terjadi memicu kecemasan mendalam (anxious). Menghadapi situasi yang tak linier dan sulit dipahami ini, ia menegaskan bahwa sekadar menjadi kuat tidaklah cukup; pengusaha membutuhkan resiliensi, perhatian penuh (mindfulness), kemampuan adaptasi, dan transparansi dalam setiap langkah strategisnya.
Sebagai solusi konkret untuk menavigasi kekacauan tersebut, Coach Fahmi memperkenalkan metodologi "FASTER Framework". Dalam penjelasannya yang komprehensif, ia menguraikan bahwa perusahaan harus memiliki fokus dan kejelasan tujuan (Focus & Clarity) sebagai kompas utama. Selain itu, kecepatan menjadi kunci, di mana pemimpin harus berani mempercepat pengambilan keputusan (Accelerate Decisions) tanpa menunggu data sempurna, serta melakukan penyederhanaan (Simplify) dengan memangkas birokrasi yang tidak perlu. Ia juga menekankan pentingnya keterlibatan tim (Team Engagement), fokus pada fisika dasar bisnis (Elementary Physics) yaitu efisiensi aliran nilai ke pelanggan, serta melakukan pembelajaran berirama (Rhythmic Learning) agar perbaikan terjadi terus-menerus.
Menutup paparannya yang berapi-api, Coach Fahmi mengajak para pengusaha Tasikmalaya untuk mengubah cara pandang terhadap krisis. Mengutip Andy Grove, ia mengingatkan bahwa perusahaan buruk akan hancur oleh krisis dan perusahaan bagus hanya akan bertahan, namun perusahaan hebat justru akan "di-upgrade" oleh krisis. Ia juga menambahkan pesan kuat dari Arie De Geus bahwa satu-satunya keunggulan kompetitif yang berkelanjutan di masa depan adalah kemampuan untuk belajar lebih cepat daripada para kompetitor. Pesan ini menjadi penutup yang membekas, mendorong para pelaku usaha di Tasikmalaya untuk segera melakukan transformasi internal demi memenangkan persaingan global. (*)
Apa Reaksi Anda?