Ketum ReJO for Prabowo–Gibran Apresiasi Gelar Pahlawan Nasional untuk Soeharto dan Gusdur
Presiden Prabowo Subianto telah menetapkan Presiden ke-2 RI Soeharto dan Presiden ke-4 RI KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur sebagai Pahlawan Nasional.
SURABAYA Presiden Prabowo Subianto telah menetapkan Presiden ke-2 RI Soeharto dan Presiden ke-4 RI KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur sebagai Pahlawan Nasional.
Gelar tersebut ditetapkan berdasarkan Keppres No 116/TK Tahun 2025 tentang Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional.
Selain Gus Dur dan Soeharto, delapan tokoh lainnya turut ditetapkan sebagai pahlawan nasional.
Ketua Umum Relawan Jokowi (ReJO) for Prabowo–Gibran, HM Darmizal MS, menyatakan dukungan penuh atas penetapan tersebut sebagaimana arahan Presiden Republik Indonesia ke-7, Joko Widodo.
Diketahui, Jokowi juga menyatakan dukungannya terhadap pemberian gelar Pahlawan Nasional kepada Soeharto dan Presiden RI ke-4 KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
Menurut Darmizal, pernyataan Jokowi tersebut merupakan langkah berjiwa besar, berwawasan kebangsaan, dan sarat nilai rekonsiliasi sejarah.
“Presiden RI ke 7, Jokowi menunjukkan kematangan sikap seorang negarawan. Beliau memandang sejarah dengan hati yang jernih, tidak dengan kacamata politik, tetapi dengan semangat kebangsaan. Ini langkah mulia yang patut diapresiasi seluruh rakyat Indonesia,” ujar Darmizal di Surabaya, Senin (10/11/2025).
Menghargai Jasa Dua Pemimpin Besar Bangsa
Darmizal menegaskan, seluruh rakyat Indonesia mengetahui dan merasakan betapa besar jasa Presiden H.M. Soeharto bagi Bangsa Indonesia.
Jokowi dinilai sebagai Bapak Pembangunan Nasional yang meninggalkan warisan nyata — mulai dari swasembada pangan, pembangunan infrastruktur, stabilitas ekonomi, hingga fondasi birokrasi dan pemerintahan yang kuat.
"Tidak ada satu pun generasi bangsa ini yang tidak merasakan hasil kerja keras dan dedikasi beliau, termasuk begitu banyaknya tokoh muda bangsa saat ini yang tampil menjadi kaum cendekiawan yang lahir dari dukungan bea siswa Supersemar yang diluncurkan Pak Harto," tegas Darmizal.
Sementara itu, Gus Dur, lanjut Darmizal, adalah tokoh pluralisme dan kemanusiaan yang tiada duanya.
Gus Dur dikenal sebagai sosok humanis, tokoh agama kharismatik, dan pejuang toleransi sejati yang dihormati dalam pergaulan internasional.
"Beliau mengajarkan kepada kita bahwa kemanusiaan lebih tinggi dari politik, dan bahwa perbedaan adalah rahmat yang harus dirawat,” ujar Darmizal.
Simbol Rekonsiliasi dan Keteladanan Nasional
HM Darmizal menilai, dukungan Jokowi ini menjadi momentum penting bagi bangsa Indonesia untuk menyembuhkan luka sejarah dan menghormati setiap babak perjuangan nasional.
“Langkah ini adalah simbol rekonsiliasi nasional — bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak melupakan jasa para pemimpinnya. Kita harus bersatu menghormati seluruh tokoh bangsa tanpa membeda-bedakan masa kepemimpinannya,” kata Darmizal.
Menurutnya, pengakuan terhadap jasa Soeharto dan KH. Abdurrahman Wahid bukan hanya penghormatan kepada dua tokoh besar, tetapi juga pengingat bagi generasi penerus untuk terus melanjutkan nilai-nilai keteladanan, disiplin, kejujuran, dan kemanusiaan yang telah mereka wariskan.
Melangkah Bersama Sebagai Bangsa yang Dewasa
Darmizal menambahkan, sikap Jokowi selaras dengan semangat pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka yang menempatkan persatuan nasional dan kesinambungan pembangunan sebagai prioritas utama.
“Apa yang dilakukan mantan Presiden Jokowi adalah teladan kenegarawanan yang luhur. Beliau menegaskan bahwa bangsa ini harus berdamai dengan sejarahnya dan melangkah maju bersama. Inilah wujud nyata semangat merajut merah putih di atas seluruh perbedaan,” tutup Darmizal. (*)
Apa Reaksi Anda?