KH Anas Fauzie ‘Penghulu Viral’ Hadir dalam Pengajian Rabu Pahing Sukolilo di Kediaman Dr Puguh
Tradisi pengajian rutin Rabu Pahing kembali digelar di Dusun Napel, Desa Sukolilo, Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Rabu (20/8/2025).

TIMESINDONESIA, MALANG – Tradisi pengajian rutin Rabu Pahing kembali digelar di Dusun Napel, Desa Sukolilo, Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Rabu (20/8/2025). 800 jamaah yang hadir dari berbagai dusun tumpah ruah menghadiri acara pengajian yang sudah menjadi agenda khas masyarakat setempat.
Pengajian kali ini terasa lebih istimewa, bertempat di kediaman tokoh masyarakat wajak yakni anggota DPRD Provinsi Jawa Timur, Dr. H. Puguh Wiji Pamungkas, MM, atau yang dikenal sebagai Pemilik Rumah Sakit Umum Wajak Husada. Selain itu, tausiyah utama disampaikan oleh ulama kondang Dr. KH. Anas Fauzie, yang akrab disebut masyarakat sebagai penghulu viral karena gaya ceramahnya yang lugas, dekat dengan jamaah, namun tetap penuh makna.
Antusiasme warga sama sekali tak surut. Sejak siang, jamaah sudah berdatangan dan memadati kediaman tokoh Malang Local Hero tersebut. Bahkan sebagian harus rela duduk di teras-teras rumah warga sekitar demi bisa ikut larut dalam lantunan doa dan nasihat agama.
Dalam sambutannya, H. Puguh Wiji Pamungkas menyampaikan rasa syukurnya atas terselenggaranya kegiatan pengajian ini yang rutin digelar masyarakat Sukolilo Wajak.
“Alhamdulillah, pengajian rutin ini bukan hanya mempererat tali silaturahmi, tapi juga menjadi pengingat kita semua untuk terus meningkatkan keimanan dan amal kebaikan. Semoga istiqomah kegiatan seperti ini terus terjaga,” ungkapnya.
Sementara itu, dalam mauidlotul hasanahnya, KH. Anas Fauzie mengingatkan jamaah untuk tidak lengah dengan kesibukan duniawi. Ia menekankan pentingnya menjaga hati, memperbanyak amal ibadah, serta menjauhi perbuatan yang sia-sia. Dengan gaya komunikasinya yang hangat dan sesekali diselingi humor segar, suasana pengajian terasa hidup dan penuh keceriaan.
Pengajian Rabu Pahing ini ditutup dengan doa bersama, yang diikuti secara khidmat oleh seluruh jamaah. Bagi masyarakat Sukolilo dan wajak sekitar, kegiatan ini tidak hanya sekadar ritual keagamaan, melainkan juga simbol kebersamaan dan tradisi luhur yang terus diwariskan dari generasi ke generasi. (*)
Apa Reaksi Anda?






