Mahasiswa Desain Produk Prasetiya Mulya Raih Dua Penghargaan di Ajang IIDSA 2025
Mahasiswa Universitas Prasetiya Mulya raih penghargaan IIDSA 2025 lewat desain berkelanjutan dan berakar budaya, mencerminkan tren konsumsi Gen Z yang lebih sadar nilai.
JAKARTA Dalam dunia bisnis modern, desain produk memegang peranan penting dalam menarik perhatian konsumen. Seiring perkembangan tren global, desain produk kini tidak hanya menitikberatkan pada keindahan dan fungsi, tetapi juga pada keterhubungannya dengan nilai budaya serta komitmen terhadap keberlanjutan lingkungan. Kedua faktor tersebut semakin menjadi pertimbangan utama dalam preferensi konsumen masa kini.
Gen Z di Indonesia dan Asia Tenggara, pun kini makin peduli pada isu keberlanjutan dan pelestarian budaya dalam memilih produk. Survei YouGov (2022) mencatat, 74% konsumen Indonesia lebih memilih merek yang punya komitmen terhadap praktik berkelanjutan.
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian dalam jurnal Riset Multidisiplin Edukasi (2025) yang menemukan bahwa Gen Z cenderung memilih merek yang tidak hanya menawarkan kualitas, tetapi juga menunjukkan kepedulian nyata terhadap lingkungan, prinsip keadilan, dan upaya melestarikan warisan budaya.
Tren ini menunjukkan perubahan pola konsumsi generasi muda, yang kini menempatkan nilai, makna, dan cerita budaya sebagai bagian penting dari produk yang mereka gunakan.
Sejalan dengan fenomena tersebut, prestasi membanggakan berhasil diraih oleh mahasiswa Program Studi Product Design Innovation Universitas Prasetiya Mulya, Jazlyn dan Aldya, yang berhasil meraih penghargaan dalam ajang Indonesia Industrial Design Student Award (IIDSA) 2025 di Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar.
Jazlyn menorehkan prestasi di kategori Sustainable Design Solution, sedangkan Aldya di kategori Design with Cultural Awareness.
Karya keduanya dinilai berhasil memadukan prinsip keberlanjutan dengan nilai-nilai budaya lokal secara harmonis, menghadirkan desain yang tidak hanya fungsional tetapi juga sarat makna dan berakar pada kearifan budaya Indonesia.
Dalam keterangannya, Jazlyn menjelaskan bahwa karyanya berangkat dari keinginan untuk menghadirkan desain yang dapat selaras dengan prinsip keberlanjutan.
“Desain tas dirancang menggunakan sistem Modular Interlock agar kain sisa denim pabrik dengan potongan yang beragam dapat dimanfaatkan secara optimal. Proses pembuatannya juga dapat memberdayakan penduduk sekitar pabrik denim karena tidak membutuhkan peralatan yang rumit. Jadi tidak hanya indah secara visual, tapi bisa berdampak bagi lingkungan dan masyarakat”, ujar Jazlyn.
Sementara itu, Aldya menuturkan bahwa karya yang ia hasilkan merupakan hasil eksplorasi terhadap nilai-nilai budaya yang tumbuh di masyarakat dan bagaimana nilai tersebut bisa diterjemahkan melalui inovasi desain. Adapun yang diangkat oleh Aldya adalah budaya Aceh yang terkandung dalam Tari Ratoeh Jaroe, kemudian dituangkan dalam aksesoris hijab.
“Bagi saya, budaya adalah sumber inspirasi yang tidak pernah habis. Melalui karya ini, saya ingin menampilkan bagaimana desain modern tetap bisa menghargai filosofi dan simbolisme budaya Indonesia, sekaligus relevan dengan gaya hidup masa kini,” ungkap Aldya.
Apresiasi atas capaian tersebut juga disampaikan oleh Dhientia, Ketua Program Studi Product Design Innovation Universitas Prasetiya Mulya.
“Prestasi ini menjadi bukti bahwa mahasiswa kami mampu menghasilkan karya yang tidak hanya inovatif, tetapi juga memiliki kedalaman nilai budaya dan tanggung jawab lingkungan. Hal ini sejalan dengan visi kami untuk melahirkan desainer muda yang berpikir kritis, kontekstual, dan berkontribusi terhadap pembangunan berkelanjutan,” tuturnya.
Ajang IIDSA merupakan wadah apresiasi terbesar bagi mahasiswa Desain Produk di Indonesia. Diselenggarakan oleh Forum Program Studi ADPII (Aliansi Desainer Produk Industri Indonesia) di Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, Bali, pada G–11 Oktober 2025, kegiatan ini diikuti oleh 21 program studi Desain Produk dari berbagai perguruan tinggi di seluruh Indonesia.
Sebagai institusi pendidikan yang berkomitmen terhadap pengembangan inovasi berbasis keberlanjutan dan budaya, Universitas Prasetiya Mulya terus mendorong mahasiswa untuk menciptakan karya yang tidak hanya memiliki nilai estetika, tetapi juga memberikan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan.
Pencapaian Jazlyn dan Aldya di IIDSA 2025 menjadi refleksi nyata dari semangat tersebut—bahwa desain dapat menjadi sarana untuk membangun masa depan yang lebih berkelanjutan sekaligus melestarikan identitas budaya bangsa. (*)
Apa Reaksi Anda?