Mahasiswa Magister Peternakan Unisma Olah Hasil Susu Lewat Pengabdian Masyarakat di Toyomarto

Sebagai wujud nyata pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi, mahasiswa Program Pascasarjana Magister Peternakan Universitas Islam Malang (UNISMA)

Desember 29, 2025 - 15:00
Mahasiswa Magister Peternakan Unisma Olah Hasil Susu Lewat Pengabdian Masyarakat di Toyomarto

MALANG Sebagai wujud nyata pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi, mahasiswa Program Pascasarjana Magister Peternakan Universitas Islam Malang (UNISMA) kembali menunjukkan komitmen kuatnya dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Melalui Program Kandidat Magister Mengabdi (KMM), mahasiswa menggelar penyuluhan bertema Pemberdayaan Peternak Kambing Perah Skala Kecil melalui Pelatihan Pengolahan Produk Susu Bernilai Tambah” bersama PKK Wijaya Kususma RW 02 desa Toyomarto, kec. Singosari, kab. Malang.

Kegiatan yang berlangsung pada tanggal 12 November 2025 tersebut berjalan lancar, semangat, dinamis dan penuh interaksi. Sebanyak kurang lebih 35 ibu-ibu PKK yang merupakan istri-istri dari peternak kambing perah hadir sebagai peserta aktif, didampingi ibu RW yang merupakan ketua PKK Wijaya Kusuma tersebut. Selain itu untuk kegiatan di lapangan  atau praktek juga dibantu dan didampingi oleh tim Wasbitnak dan tim Pelayanan dari UPT PT dan HMT Malang. Kehadiran berbagai pihak ini menjadikan penyuluhan dan praktek lapangan lebih komprehensif dan memberikan dampak nyata bagi peningkatan skill dan pengetahuan bagi para ibu istri peternak kambing perah di desa Toyomarto, khususnya di wilayah RW 02.

Jaya Wulandari, mahasiswa Magister Peternakan UNISMA, yang bertindak sebagai fasilitator sekaligus pemateri utama, serta pendamping praktek dilapangan dalam kegiatan ini. Dengan gaya penyampaian yang komunikatif dan mudah dipahami, Jaya Wulandari memaparkan secara runtut berbagai materi penting mulai dari konsep dasar hygiene sanitasi pemerahan, hygiene sanitasi penanganan susu kambing, pemilihan dan pembuatan produk berbahan dasar susu kambing hingga pengemasan dan pemasaran produk jadi. Penyuluhan ini juga dilanjutkan dengan praktek secara langsung dan diskusi dilapangan. Menurutnya, seluruh aspek tersebut merupakan rangkaian yang saling berkaitan dan wajib dipahami dan diterapkan secara disiplin dan tepat oleh peserta untuk mencegah kegagalan proses produksi produk dan meminimalisir resiko produk terkontaminasi oleh mikroba berbahaya yang bisa menyebabkan penyakit pada orang atau anak-anak yang mengkonsumsinya.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

Keberhasilan kegiatan ini juga didukung oleh kemampuan Jaya Wulandari dalam berkomunikasi dengan peserta, dengan gaya bicara yang ringan, sambil bercanda khas ibu-ibu, serta mampu mengaitkan materi dengan contoh nyata di lapangan atau praktek, sehingga para peserta dapat memahami dan langsung mengaplikasikannya dalam manajemen produksi mereka sehari-hari, bahkan dengan memanfaatkan sarana dan prasarana dapur sederhana di rumah masing-masing.

Pemerahan: Kunci Kualitas Susu Premium

Sebelum materi tentang penanganan dan pengolahan produk barbahan dasar susu, Jaya Wulandari terlebih dahulu memaparkan dan mempraktekkan secara langsung, bagaimana manajemen pemerahan yang tepat. Melalui ini diharapkan peserta dapat memahami bagaimana cara memperoleh susu terbaik/premium, karena dengan bahan baku yang bagus kita bisa mengolah dan menghasilkan produk yang berkualitas. Menurut Jaya Wulandari, pemerahan yang salah dan tidak higienis dapat memicu induk mengalami stress dan mastitis, menurunkan kualitas susu yang dihasilkan, sehingga dapat menurunkan harga jual susu di masyarakat.

Ia menjelaskan bahwa manajemen pemerahan yang benar mencakup: Menyiapkan tempat dan alat-alat pemerahan dalam kondisi bersih, menjaga Kebersihan pekerja pemerahan, termasuk mencuci tangan, berganti pakaian khusus memerah dan menggunakan perlengkapan khusus lainnya. Pembersihan ambing dan puting sebelum pemerahan dengan menggunakan air hangat dan lap lembut.

Membuang pancaran pertama dan kedua, dan jika memungkinkan lakukan cek mastitis (CMT) dan penerapan teknik pemerahan yang higienis, lembut, dan tidak menyebabkan iritasi pada puting kambing.

Termasuk juga Teat dipping (pencelupan punting dengan povidone iodine 2%) dan pencatatan hasil pemerahan (recording produksi susu). Sterilisasi perlengkapan pemerahan secara rutin untuk menghindari kontaminasi. Dan membawa susu hasil pemerahan ke cooling atau kulkas secepat mungkin untuk menjaga kualitas air susu tersebut.

Jelasnya, ketika seluruh prosedur dijalankan dengan benar, susu yang dihasilkan akan lebih bersih, aman, berkualitas, dan bernilai jual lebih tinggi.

Tujuan pengolahan susu

Dalam penjelasannya, Jaya Wulandari menyampaikan bahwa dengan tingginya produksi susu membuka peluang usaha lain, artinya susu tersebut bisa diolah menjadi produk lain sehingga memiliki nilai ekonomi yang lebih tinggi. Apabila ini bisa dipraktekkan, maka perekonomian peternak otomatis akan terbantu. Selain itu, Jaya Wulandari melihat bahwa para istri peternak ini mempunyai banyak waktu luang untuk bisa melakukan pengolahan susu menjadi produk lain yang lebih mempunyai nilai ekonomis tinggi dibanding hanya menjualnya dalam bentuk segar.

Adapun tujuan dari pengolahan antara lain:menambah nilai gizi susu, memberi tambahan pilihan cara menikmati susu (deversifikasi produk). Menambah masa simpan susu, menambah cita rasa susu hingga menambah nilai ekonomi.

Lebih lanjut, Jaya Wulandari menegaskan pentingnya pemanfaatan susu menjadi produk lain yang mempunyai nilai ekonomi yang lebih tinggi. Terkadang pada situasi tertentu ada surplus produksi susu kualiatas yang agak rendah yang terkendala untuk dijual/ dipasarkan dalam bentuk segar. Hal ini bisa diatasi dengan cara mengolah susu kualiatas rendah tersebut menjadi produk olahan yang berkualitas tinggi. Melalui pelatihan ini diharapkan peserta mempunyai gambaran dan harapan kedepan bagaiman mengatasi kondisi tersebut, sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan hidup mereka.

Pemilihan produk yang akan diolah

Pada pertemuan sebelumnya, antara Jaya wulandari dengan pengurus PKK Wijaya Kusuma, RW 02, ds. Toyomarto, kecamatan Singosari, kabupaten malang, terdapat pembicaraan mengenai produk apa saja yang diinginkan oleh para peserta ini untuk dipelajari, dipraktekkan, dan dikembangkan lebih lanjut menjadi alternatif usaha sampingan ibu-ibu PKK tersebut agar bisa menjadi ibu rumah tangga yang mandiri secara ekonomi.

Sebagai tahap akhir dari program KMM tersebut, dipilih dua produk yang akan dikembangkan yaitu pengolahan susu kambing menjadi nugget susu dan stik susu. Alasan dipilihnya kedua produk tersebut yaitu dapat dimanfaatkan susu kambing kualitas agak rendah sebagai bahan baku (misalnya susu kambing hasil pemerahan kemarin).

Mempunyai resiko kritis yang lebih rendah baik itu dalam pengolahan maupun dalam penyimpanan produk. Membutuhkan modal yang relatif sedikit dan bahan-bahan yang mudah didapat, serta menghasilkan keuntungan yang relatif tinggi.

Membutuhkan alat-alat dan proses yang sederhana dalam pembuatannya sehingga para ibu dapat lebih mudah mempelajari dan mempraktekkan. Merupakan produk yang sangat dikenal dan disukai oleh Masyarakat baik dari kalangan orang dewasa maupun anak-anak.

Dan mudah dalam proses pembuatan, pengemasan, dan pemasarannya.

Lebih lanjut, Jaya Wulandari menerangkan tentang alat-alat, bahan-bahan, serta langkah- langkah dalam pengolahan susu kambing menjadi kedua produk tersebut. Dalam forum KMM tersebut, para peserta sangat antusias dalam menyimak, berdiskusi, dan praktek secara langsung dalam pembuatannya. Menurut Jaya Wulandari, setiap produk memiliki titik kritis yang berbeda dalam pembuatannya, dan hal itu harus dipahami sehingga kendala gagal produk bisa dihindari. Selain itu, Jaya Wulandari juga memaparkan terkait SOP (Standard Operational Procedure) pengolahan produk berbahan dasar susu karena hal ini sangat penting supaya tidak terjadi kesalahan dalam penanganannya. Ukuran atau gramasi tiap-tiap bahan juga harus benar-benar diperhatikan, agar kualitas dan rasa dari produk yang dihasilkan bisa sesuai dengan yang diinginkan.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

Penentuan Masa Simpan, Pengemasan, dan Pemasaran

Selain SOP pengolahan, Jaya Wulandari juga menyoroti bahwa penentuan masa simpan dan pengemasan, serta penyimpanan yang tepat juga mempengaruhi pemasaran produk tersebut. Dalam penentuan masa simpan ini, kita harus mampu mencari dasar ilmiah terkait produk tersebut, bahan-bahn baku lainnya, serta jenis kemasannya. Selain itu kita juga harus melakukan uji coba pada produk kita dengan seksama, teliti, mengkaji dan mencatatnya.

Lebih lanjut Jaya Wulandari menyampaikan bahwa kemasan juga sangat berpengaruh pada masa simpan produk dan pemasaran produk. Oleh karena itu kita harus mempelajari bahan- bahan apa saja yang bagus untuk dipakai dalam mengemas produk tersebut. Ada beberapa pertimbangan dalam menentukan kemasan produk yang akan dijual, antara lain jenis/bahan kemasan, keamanan kemasan terhadap keamanan produk, desain kemasan. Informasi yang akan ditampilakn dalam kemasa, harga bahan kemasan. Tingkat keamanan dan pasar/konsumen yang akan menjadi target pemasaran

Hal-hal tersebut harus diperhatikan karena tujuan dari kegiatan KMM ini adalah membekali ibu-ibu, istri peternak kambing untuk bisa meningkatkan SDM dalam pengolahan susu kambing menjadi produk yang mempunyai nilai tambah, baik dari nilai gizinya maupum nilai ekonominya. Sehingga pemasaran hasil produknya bisa mudah, lancer, dan tanpa kendala yang berarti.

Antusiasme Peserta & Komitmen Berkelanjutan

Para istri peternak yang tergabung dalam PKK Wijaya Kususma RW 02, desa Toyomato, kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, terlihat sangat antusias mengikuti penyuluhan tersebut. Mereka aktif berbagi pengalaman di lapangan, menyampaikan berbagai kendala yang sering dihadapi, serta berdiskusi mengenai praktik terbaik dalam mengelola susu kambing hasil peternakan mereka. Antusiasme ini menunjukkan tingginya kesadaran dan kemauan peternak untuk meningkatkan kualitas pengetahuan dan ketrampilan pengelolaan susu kambing, sehingga materi yang disampaikan dapat langsung diterapkan sebagai solusi nyata di usaha peternakan mereka. Jaya Wulandari menyampaikan harapannya agar kegiatan edukasi seperti ini dapat terus berlangsung secara berkelanjutan.

Sementara itu, pihak PKK Wijaya Kusuma RW 02 menyampaikan apresiasi tinggi atas terlaksananya kegiatan ini. Mereka menegaskan komitmennya untuk terus belajar dan meningkatkan SDM anggotanya dalam meningkatkan kapasitas, kesejahteraan, serta profesionalisme dalam pengelolaan peternakan kambing perah dan susu yang dihasilkan. Dukungan berkelanjutan ini diharapkan mampu memperkuat kualitas produk dan mendorong terciptanya lapangan kerja baru bagi para istri peternak dan masayarakat sekitarnya, sehingga mereka bisa lebih mandiri dan berdaya saing dipasar global.

Kegiatan ini tidak hanya memberikan pengetahuan praktis bagi para peternak dan istri peternak, tetapi juga memperkuat hubungan antara peternak, akademisi, dan lembaga pemerintahan di tingkat desa sebagai wadah berbagi pengalaman dan mempercepat penerapan inovasi di lapangan. Sinergi ini sekaligus menjadi wujud komitmen Universitas Islam Malang dalam menjalankan pengabdian masyarakat berbasis ilmu pengetahuan yang relevan dengan kebutuhan lokal. Melalui program Kandidat Magister Mengabdi (KMM), UNISMA berharap sektor peternakan di desa-desa, termasuk di desa Toyomarto dapat semakin berkembang, berdaya saing, dan mampu menjawab tantangan pasar yang terus berubah di tingkat regional maupun global. (*)

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

Apa Reaksi Anda?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow