Mahasiswa Unmer Malang yang Menjadi Juara Nasional Taekwondo Meski Baru Pertama Kali Tampil di Poomsae

Di balik kerasnya dunia seni bela diri, kisah Ardis, mahasiswa Universitas Merdeka (Unmer) Malang, mengajarkan bahwa keberanian dan tekad bisa menaklukkan keraguan. Baru pertama kali turun di

Mei 26, 2025 - 16:00
Mahasiswa Unmer Malang yang Menjadi Juara Nasional Taekwondo Meski Baru Pertama Kali Tampil di Poomsae

TIMESINDONESIA, MALANG – Di balik kerasnya dunia seni bela diri, kisah Ardis, mahasiswa Universitas Merdeka (Unmer) Malang, mengajarkan bahwa keberanian dan tekad bisa menaklukkan keraguan. Baru pertama kali turun di kategori poomsae, Ardis justru berhasil menyabet medali emas di kejuaraan taekwondo tingkat nasional.

Kontributor TIMES Indonesia, Avril J Annisa, Mahasiswa Ilmu Komunikasi Unmer Malang, melaporkan bermula dari sebuah ajakan mengikuti kompetisi. Ardis tidak memilih kategori tersebut, namun panitia menetapkan ia berlaga di poomsae kategori seni jurus yang mengutamakan presisi gerakan, kekuatan, dan ketenangan. 

Meskipun belum pernah mengikuti kategori itu sebelumnya, Ardis tidak menolak.

“Itu pertama kalinya saya ikut poomsae. Saya jadi termotivasi,” katanya.

Dari Keraguan hingga Menjadi Juara

Tak semua orang menyambut keikutsertaannya dengan positif. Ardis menghadapi ejekan dan komentar yang meremehkan. Namun, ia memilih untuk tidak menggubris. 

“Saya lebih baik fokus latihan dan buktikan sendiri,” ucapnya tegas.

Dengan semangat pantang menyerah, Ardis mempelajari teknik poomsae mulai dari gerakan dasar, split, hingga penguatan power. Latihan dilakukan intensif dalam waktu singkat. Bagi Ardis, bukan hanya teknik yang ia kuasai, tetapi juga ketahanan mental. Sebab, ia harus tampil percaya diri di tengah sorotan dan keraguan banyak orang.

Dukungan dari Teman Terdekat

Di tengah perjalanan tersebut, Ardis tidak sendiri. Temannya, Gika, menjadi saksi ketekunan dan dedikasi yang ia curahkan.

“Sejak awal, aku melihat dia punya potensi. Dia sudah cukup lama menekuni taekwondo,” tutur Gika.
Ia tak menampik bahwa Ardis sempat terpengaruh oleh komentar negatif. Namun, sebagai teman, Gika berusaha menguatkan.

“Aku bilang, orang yang meremehkan itu sebenarnya iri. Aku yakin, kalau dia serius latihan, pasti bisa menang.”

Menurut Gika, kemenangan Ardis adalah hasil dari ketekunan, bukan kebetulan.

“Dia pantas jadi juara karena kerja kerasnya,” tambahnya.

Momen yang Mengubah Segalanya

Saat pengumuman pemenang dibacakan, Ardis nyaris tak percaya mendengar namanya. Medali emas itu bukan hanya lambang kemenangan, tetapi juga bukti bahwa kerja keras tak pernah mengkhianati hasil.

Setelah sempat vakum dari dunia taekwondo, kemenangan ini menjadi titik balik. Ardis mengaku ingin kembali aktif dan menargetkan prestasi di tingkat nasional maupun internasional. Meski begitu, ia tetap membumi.

“Tidak ada perubahan yang signifikan. Dia tetap menjadi teman baik yang rendah hati, tidak sombong meskipun sudah menang,” kata Gika.

Lebih dari Sekadar Medali

Kemenangan Ardis mengandung makna lebih dalam. Ini bukan sekadar soal podium atau medali emas, tetapi tentang keberanian untuk percaya pada diri sendiri saat banyak yang meragukan. 

Ia membuktikan bahwa seorang juara tidak selalu lahir dari pengalaman panjang, tetapi dari mereka yang bersedia bangkit, berlatih, dan membuktikan diri. (*)

Apa Reaksi Anda?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow