Seminar “Kami Benci Bully” Mahasiswa PPL-KSM Internasional UNISMA Bersama Madrasah Uthmaniah ABIM Pulau Pinang Malaysia
Mahasiswa Fakultas Agama Islam Universitas Islam Malang (FAI UNISMA) yang mengikuti program PPL-KSM International di Madrasah Uthmaniah ABIM, Pulau Pinang, Malaysia, mengadakan seminar bertajuk “Kami…

TIMESINDONESIA, MALANG – Mahasiswa Fakultas Agama Islam Universitas Islam Malang (FAI UNISMA) yang mengikuti program PPL-KSM International di Madrasah Uthmaniah ABIM, Pulau Pinang, Malaysia, mengadakan seminar bertajuk “Kami Benci Bully”, Senin (25/8/2025).
Acara ini dihadiri oleh para guru serta peserta didik madrasah, sebagai bentuk kolaborasi dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang aman, nyaman, dan bebas dari perilaku perundungan (bullying).
Program ini digagas untuk meningkatkan kesadaran pelajar tentang bahaya bullying yang dapat merusak mental dan masa depan generasi muda. Selain memberikan pemahaman, kegiatan ini juga membekali siswa dengan keterampilan mencegah dan mengatasi perundungan, serta menanamkan nilai empati dan saling menghormati.
“Kami ingin menanamkan kesadaran bahwa bullying adalah masalah serius, bukan sekadar gurauan. Semua pihak, baik guru, siswa, maupun orang tua, harus bersama-sama menciptakan sekolah yang aman dan inklusif,” jelas salah satu perwakilan mahasiswa UNISMA saat membuka acara.
INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGIwww.unisma.ac.id
Seminar ini menghadirkan Encik Mohamed Rezal bin Abdul Majid, Ketua Unit. Pejabat Kebajikan Masyarakat, Daerah Barat Daya, Pulau Pinang. Beliau yang berpengalaman sebagai aktivis masyarakat dapat memberikan pemaparan mendalam mengenai dampak negatif bullying. Dalam penyampaiannya, beliau menekankan bahwa perundungan tidak hanya berbentuk kekerasan fisik, tetapi juga kekerasan verbal, emosional, hingga perundungan di dunia maya (cyberbullying).
“Bullying bukan hanya melukai korban secara fisik, tetapi juga merusak mental dan masa depan mereka. Setiap dari kita punya tanggung jawab untuk menghentikannya,” tegas Encik Mohamed Rezal dalam sesi materi.
Beliau juga memberikan strategi efektif untuk mencegah bullying, seperti mengajarkan empati sejak dini, menumbuhkan budaya saling menghormati, dan menciptakan komunikasi yang terbuka antara guru, siswa, dan orang tua.
Selain penyampaian materi, seminar ini juga diisi dengan diskusi interaktif, di mana para siswa antusias bertanya dan berbagi pengalaman. Suasana hangat ini mencerminkan semangat mereka untuk belajar cara mengatasi perundungan dan menciptakan lingkungan belajar yang lebih ramah.
Agar kegiatan lebih meriah, program ini juga diramaikan dengan lomba-lomba yang memupuk kebersamaan dan sportivitas siswa, antara lain:
- Estafet Sarung – Melatih kekompakan dan kerjasama tim.
- Estafet Bola dengan Kertas – Mengasah koordinasi dan strategi.
- Lomba Makan Biskuit – Seru dan menghibur, menambah keceriaan acara.
- Lomba Mewarnai – Dikhususkan untuk siswa kelas 1 dan 2, guna mengembangkan kreativitas seni.
Rangkaian lomba ini tidak hanya menghibur, tetapi juga mempererat hubungan antar siswa sekaligus menanamkan nilai kebersamaan dan saling menghormati.
Sebagai puncak acara, para peserta bersama guru mendeklarasikan “Sekolah Bebas Bullying” sebagai simbol komitmen bersama untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman, ramah, dan bebas dari segala bentuk perundungan.
Dengan terselenggaranya program ini, UNISMA berharap para siswa dapat menjadi agen perubahan yang menyebarkan semangat anti-bullying tidak hanya di sekolah, tetapi juga di masyarakat luas. (*)
INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id
Apa Reaksi Anda?






