SMK MUTU Hadirkan Guru Tamu dari Bank Mandiri untuk Meningkatkan Pelayanan

Program Keahlian Layanan Perbankan SMK Muhammadiyah 7 Gondanglegi- Malang (SMK MUTU) kembali menyelenggarakan kegiatan pembelajaran berbasis industri melalui program Frontliner Class

November 26, 2025 - 11:30
SMK MUTU Hadirkan Guru Tamu dari Bank Mandiri untuk Meningkatkan Pelayanan

MALANG Program Keahlian Layanan Perbankan SMK Muhammadiyah 7 Gondanglegi- Malang (SMK MUTU) kembali menyelenggarakan kegiatan pembelajaran berbasis industri melalui program Frontliner Class, sebuah kelas penguatan kompetensi pelayanan bagi calon tenaga perbankan. Kegiatan ini berlangsung pada Selasa, 18 November 2025, pukul 09.00–12.00 WIB, bertempat di Laboratorium Perbankan, Samsung Building lantai 4.

Penyampaian materi oleh nara sumber dari praktisi perbankan.

Acara tersebut menghadirkan praktisi dari Bank Mandiri, yaitu Ibu Yussy Witdhayanti, Service Quality Officer Bank Mandiri Area Malang, bersama Ibu Roro Ludia Karmila, Branch Manager Bank Mandiri KCP Gondanglegi. Kehadiran keduanya memberikan pengetahuan dan pengalaman langsung tentang dunia kerja, khususnya terkait standar profesional dalam layanan perbankan.

Kegiatan ini diikuti oleh sekitar 40 siswa, yang terdiri dari XII Perbankan yang sedang dipersiapkan untuk Uji Kompetensi Keahlian, kelas XI Perbankan yang bersiap untuk Praktik Kerja Lapangan (PKL), serta serta beberapa siswa kelas X Perbankan yang akan mengikuti kompetisi perbankan tingkat regional maupun nasional. Kehadiran para peserta menjadikan suasana kelas semakin hidup, karena mereka memiliki motivasi kuat untuk memperdalam kemampuan dan mempersiapkan diri memasuki dunia industri perbankan.

SMK-MUTU-b.jpg

Foto bersama peserta frontliner class dengan pemateri dan kaprodi.

Dalam penyampaiannya, Ibu Yussy membawakan materi utama tentang Service Excellence, yang sangat relevan dengan kompetensi yang harus dimiliki calon frontliner seperti Customer Service (CS) dan Teller. Beliau menekankan bahwa seorang CS tidak hanya bertugas menyelesaikan transaksi, tetapi juga berperan sebagai ujung tombak pelayanan yang bertanggung jawab menciptakan pengalaman positif dan ‘wow’ bagi nasabah.

Lebih rinci, beliau menjelaskan bahwa standar pelayanan prima mencakup tiga komponen penting, yaitu sikap, penampilan, dan skill. Sikap mencerminkan karakter dan profesionalitas, seperti keramahan, kesabaran, empati, serta kemampuan menjaga emosi saat menghadapi situasi sulit. Penampilan yang rapi dan sesuai standar perbankan menjadi identitas profesional seorang frontliner. Sementara itu, skill meliputi penguasaan produk bank, kemampuan bekerja cepat namun teliti, serta kecakapan berkomunikasi dalam berbagai situasi.

Peserta frontliner class ketika praktek bagaimana tugas dan tanggungjawab seorang frontliner bank.

SMK-MUTU-c.jpg

Selain itu, Ibu Yussy juga memberikan materi mendalam mengenai teknik handling complaint, yang merupakan keterampilan penting dalam dunia perbankan. Ia memperkenalkan metode LAST, yaitu Listening, mendengarkan keluhan nasabah dengan penuh perhatian; Apologize and Empathy, meminta maaf sekaligus menunjukkan empati; Solve the Problem, memberikan solusi yang tepat dan dapat dipertanggungjawabkan; serta Thanks to Customer, mengucapkan terima kasih karena keluhan tersebut membantu meningkatkan kualitas layanan.

Para peserta terlihat antusias mengikuti sesi diskusi dan simulasi yang diberikan pemateri. Terlebih lagi, siswa Duta Perbankan sangat bersemangat karena materi yang disampaikan berkaitan langsung dengan persiapan mereka mengikuti kompetisi perbankan. Melalui latihan simulasi layanan, mereka berkesempatan mempraktikkan bagaimana bersikap profesional saat menghadapi nasabah.

Antusiasme peserta frontliner class ketika mendengarkan materi dari praktisi perbankan.

Menurut Silvia Rachman, kegiatan Frontliner Class ini bertujuan untuk memberikan penguatan keterampilan layanan frontliner, sehingga siswa mampu bersaing dan siap kerja sebagai Teller maupun Customer Service. Lebih lanjut, Kaprodi Perbankan-Perkantoran SMK Mutu berharap kegiatan seperti ini dapat terus dilaksanakan untuk menjembatani kesenjangan kompetensi antara dunia pendidikan dan dunia industri, serta memperkuat sinergi dengan perbankan nasional dalam mencetak lulusan yang unggul dan profesional. (*)

Apa Reaksi Anda?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow