UNUJA Probolinggo Raih Silver Winner Diktisaintek, Bukti Kampus Pesantren Unggul
Universitas Nurul Jadid atau UNUJA Probolinggo, Jatim, kembali menegaskan posisinya sebagai perguruan tinggi berbasis pesantren yang mampu bersaing di tingkat nasional.
JAKARTA Universitas Nurul Jadid atau UNUJA Probolinggo, Jatim, kembali menegaskan posisinya sebagai perguruan tinggi berbasis pesantren yang mampu bersaing di tingkat nasional. Dalam kurun tiga tahun berturut-turut (2023–2025), UNUJA meraih tiga penghargaan bergengsi di bidang publikasi ilmiah, riset, dan pengabdian kepada masyarakat (Abdimas).
Prestasi terbaru diraih pada Anugerah Diktisaintek 2025. UNUJA dinobatkan sebagai Silver Winner Bidang Pengabdian kepada Masyarakat, dengan peringkat 152 dari total 5.491 perguruan tinggi di Indonesia.
Penghargaan diserahkan Jumat (19/12/2025) di Graha Diktisaintek, Gedung D Lantai 2, Senayan, Jakarta, dan menjadi penanda penting atas konsistensi penguatan tridarma perguruan tinggi di UNUJA.
Jejak Prestasi Berkelanjutan dalam Riset, Publikasi, dan Abdimas
Capaian tahun 2025 ini melengkapi deretan prestasi sebelumnya. Pada Anugerah Diktiristek 2023, UNUJA meraih Bronze Winner Bidang Publikasi Ilmiah dan Kekayaan Intelektual, seiring dengan lonjakan peringkat SINTA dari kisaran 700-an ke peringkat 296 nasional. Peningkatan ini ditopang oleh pertumbuhan signifikan artikel jurnal, buku ajar, serta luaran HAKI dosen dan mahasiswa.
Tren positif berlanjut pada Anugerah Kampus Unggulan LLDIKTI Wilayah VII Tahun 2025, ketika UNUJA kembali dinobatkan sebagai Perguruan Tinggi Klaster Madya dengan Kinerja Unggul Bidang Riset dan Pengabdian. Capaian tersebut memperkuat posisi UNUJA dalam peta perguruan tinggi swasta Jawa Timur.
Rektor UNUJA, Dr. KH Najiburrahman, M.Ag menegaskan, penghargaan ini merupakan hasil kerja kolektif seluruh sivitas akademika.
“Prestasi ini adalah ikhtiar bersama. Pengakuan nasional ini menjadi apresiasi sekaligus evaluasi agar kualitas riset, publikasi, dan pengabdian UNUJA semakin berdampak dan berkelanjutan,” ujarnya.
Ekosistem Akademik Berdampak dan Kolaboratif
Dalam tiga tahun terakhir, riset dan abdimas UNUJA menyumbang lebih dari 48 ribu poin SINTA. Kebijakan strategis diterapkan secara konsisten, mulai dari integrasi KKN dengan luaran riset dan abdimas, penguatan kerja sama pengabdian berbasis kebutuhan masyarakat, hingga kewajiban presentasi hasil secara bilingual oleh sekitar 200 kelompok setiap tahun.
Luaran HAKI juga menunjukkan tren meningkat: 91 (2023), 87 (2024), dan 115 (2025).
Wakil Rektor III, Prof. Dr. H. Hasan Baharun, M.Pd menyampaikan, keberhasilan ini bertumpu pada integrasi kebijakan dan budaya akademik.
“Kami membangun ekosistem di mana riset, abdimas, dan pembelajaran saling terhubung. Mahasiswa dan dosen tidak hanya menghasilkan laporan, tetapi luaran yang bisa dirasakan langsung oleh masyarakat,” jelasnya.
Kepala LP3M UNUJA, Dr. Achmad Fawaid, M.A., M.A menambahkan, kolaborasi internasional menjadi penguat utama daya saing.
“UNUJA aktif membangun jejaring global—dari China, Thailand, Jepang, Malaysia. Ini membuktikan bahwa kampus pesantren mampu berkontribusi dalam ekosistem akademik global,” ungkapnya.
Kolaborasi tersebut mencakup benchmarking dengan BFSU dan Jiangsu College (China), college mobility dengan Thailand, penelitian bersama PCINU Jepang dan Malaysia, hingga kerja sama industri seperti pengembangan mobile game dengan publisher Prancis dan perancangan sistem informasi dengan perusahaan Jepang.
Termasuk juga kerja sama abdimas dengan berbagai lembaga pemerintah utamanya di 3 kabupaten penting, Probolinggo, Situbondo, dan Bondowoso selama 5 tahun terakhir. (*)
Apa Reaksi Anda?