Water Candle dari Minyak Jelantah: Inovasi Kerajinan Mahasiswa UNIPMA Madiun
Minyak jelantah kerap dipandang sebagai limbah rumah tangga yang tidak lagi memiliki nilai guna dan berpotensi mencemari lingkungan. Namun, anggapan tersebut berhasil dipatahkan oleh mahasiswa UNIPMA
MADIUN Minyak jelantah kerap dipandang sebagai limbah rumah tangga yang tidak lagi memiliki nilai guna dan berpotensi mencemari lingkungan. Namun, anggapan tersebut berhasil dipatahkan oleh mahasiswa UNIPMA Madiun (Universitas PGRI Madiun).
Melalui mata kuliah Manajemen Inovasi dan Kreativitas pada Program Studi Manajemen, sekelompok mahasiswa menghadirkan inovasi kerajinan ramah lingkungan berupa water candle berbahan dasar minyak jelantah.
Salah seoeang anggota tim EcoGlow Candles, Lia Dwi Handayani menjelaskan bahwa ide ini berangkat dari keprihatinan terhadap limbah minyak goreng bekas yang selama ini kurang dimanfaatkan.
“Kami ingin membuktikan bahwa minyak jelantah tidak selalu menjadi limbah berbahaya. Dengan pengolahan sederhana dan sentuhan kreativitas, bahan ini justru bisa diubah menjadi produk yang estetik dan memiliki nilai jual,” ujar Lia.
Water candle merupakan lilin dekoratif yang dibuat dalam wadah kaca, dengan komposisi minyak jelantah yang telah melalui proses penyaringan dan pemurnian, dipadukan dengan air berwarna, pasir, serta ornamen seperti kerang laut. Selain berfungsi sebagai lilin aromatik dan hiasan ruangan, produk ini juga membawa pesan kuat tentang pentingnya keberlanjutan dan pengelolaan limbah rumah tangga secara bijak.
Proses produksi dilakukan secara rutin setiap pekan, dimulai dari pengumpulan minyak jelantah, tahap penyaringan, hingga pencetakan dan pengemasan produk. Menurut tim pengembang, kerajinan water candle masih tergolong jarang dijumpai di pasaran, khususnya di tingkat UMKM lokal.
“Ini menjadi peluang usaha yang cukup menjanjikan karena produknya unik dan punya nilai edukasi lingkungan,” kata Aidil Ahmad Maulidin ketua tim EcoGlow Candles.
Dari sisi pemasaran, water candle dijual dengan harga terjangkau, yakni Rp17.000 per unit, sehingga dapat menjangkau berbagai lapisan masyarakat. Harga tersebut diharapkan mampu menarik minat konsumen sekaligus mendorong kesadaran akan pentingnya pengelolaan limbah secara kreatif.
Dosen pengampu mata kuliah Manajemen Inovasi dan Kreativitas, Ririh Anggraini Setyahety, SE.MM menilai proyek ini sebagai contoh nyata penerapan konsep ekonomi sirkular.
“Mahasiswa tidak hanya belajar teori, tetapi juga mampu menerjemahkannya menjadi produk inovatif yang berorientasi pada keberlanjutan dan peluang UMKM,” tuturnya.
Melalui inovasi water candle berbahan minyak jelantah, mahasiswa UNIPMA Madiun berharap dapat menginspirasi lahirnya lebih banyak produk kerajinan lokal yang ramah lingkungan. Inovasi sederhana ini menjadi bukti bahwa kreativitas generasi muda mampu menjadi solusi atas persoalan lingkungan, sekaligus membuka peluang usaha yang berkelanjutan dan bernilai ekonomi. (*)
Apa Reaksi Anda?